Puisi: Ternyata Aku yang Terdampar Itu (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Ternyata Aku yang Terdampar Itu" karya Acep Zamzam Noor adalah karya sastra yang menghadirkan gambaran perasaan tersesat dan terasing dalam ...
Ternyata Aku yang Terdampar Itu


Ternyata aku yang terdampar itu
Lantaran menyerah, tak bisa menjawab
Pertanyaan-pertanyaan yang seakan siap menerkamku
Yang siap memburu dan mengusirku

Aku terengah
Terseok sepanjang emper-emper trotoar
Sepanjang gang, kehidupan berserak bagai kardus
Aku lelah, kantukku semakin berat saja
Semakin tak kuasa kakiku menyeret langkah
Tak kuasa lagi berlama-lama
Ingin segera menghadap-Mu, bermuka-muka
Membeberkan derita, luka demi luka dan putus-asa
Aku ingin segera pergi tidur, rindu.

Tapi Tuhan
Di manakah aku bisa segera menemui-Mu
Sepanjang jalan hanya debu yang mengepul
Deru kendaraan dan lalu lalang orang-orang
Sepanjang gang, rel kereta dan kampung yang padat
Terjepit dalam bis kota, bau keringat
Dan desakan para penumpang kini semakin menidurkanku
S
emakin melenakanku

Ternyata akulah yang terdampar itu!
Dengan borok penuh lalat-lalat
Ternyata akulah yang kalah itu, sebagai Adam
Yang terkucil, tersesat dan terlempar dari sorga-Mu.


1981

Sumber: Tamparlah Mukaku (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Ternyata Aku yang Terdampar Itu" karya Acep Zamzam Noor adalah karya sastra yang sarat dengan makna dan refleksi diri. Puisi ini menggambarkan perasaan kebingungan, kelelahan, dan ketidakmampuan diri dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui bahasa yang indah dan puitis, penyair mengekspresikan rasa terasing dan kehilangan arah dalam hidupnya.

Tema dan Makna: Tema utama puisi ini adalah tentang perasaan terdampar dan terasing dalam menghadapi perjalanan hidup. Penyair menggambarkan ketidakmampuan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup yang menyerangnya. Dia merasa seperti tersesat dalam kehidupan yang kacau dan tak berdaya menghadapinya. Selain itu, puisi ini juga menyoroti keinginan untuk kembali berhubungan dengan Tuhan dan menemukan kebahagiaan yang hilang.

Makna yang terkandung di sini adalah pentingnya kesadaran diri dan refleksi dalam menghadapi perjuangan hidup. Penyair menyadari bahwa dia sendirilah yang harus bertanggung jawab atas kondisinya dan mencari jalan untuk keluar dari kebingungannya.

Gaya Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan gaya bahasa puitis dengan pemilihan kata-kata yang kuat dan mengesankan. Beberapa imaji dan metafora digunakan untuk memperkuat perasaan penyair:

  • "Lantaran menyerah, tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang seakan siap menerkamku" - Menggambarkan kelemahan dan ketidakberdayaan penyair menghadapi tantangan hidup.
  • "Kehidupan berserak bagai kardus" - Metafora untuk menggambarkan kekacauan dan ketidakberaturan dalam hidup.
  • "Ingin segera menghadap-Mu, bermuka-muka" - Mengungkapkan rasa ingin kembali berhubungan dengan Tuhan dan mencari penghiburan dalam keberadaan-Nya.
  • "Ternyata akulah yang terdampar itu!" - Penyadaran diri akan kondisinya yang sebenarnya.
Gaya bahasa dan imaji yang digunakan menghadirkan suasana yang gelap dan membingungkan, mencerminkan perasaan dalam diri penyair.

Pesan dan Nilai: Puisi ini mengajarkan tentang pentingnya berjuang dan tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Penyair menyadari bahwa dia sendiri yang harus mengambil kendali atas hidupnya dan mencari jalan keluar dari situasi yang sulit. Pesan ini relevan bagi pembaca untuk menghadapi tantangan hidup dengan ketabahan dan tekad yang kuat, serta merenungkan makna kehidupan dan hubungannya dengan Tuhan.

Penggunaan Nama Adam: Dalam puisi ini, penyair menyebut dirinya sebagai "Adam." Nama ini mengacu pada sosok manusia pertama dalam tradisi agama Islam, yaitu Nabi Adam. Dalam konteks puisi ini, penyebutan nama Adam dapat diartikan sebagai representasi seluruh umat manusia. Sebagai Adam, penyair merasa tersesat dan terkucil dari sorga Tuhan. Hal ini mencerminkan perasaan umum manusia yang kadang merasa terpisah dari kehadiran Tuhan atau merasa terasing dalam hidupnya.

Puisi "Ternyata Aku yang Terdampar Itu" karya Acep Zamzam Noor adalah karya sastra yang menghadirkan gambaran perasaan tersesat dan terasing dalam kehidupan. Dengan bahasa puitis dan imaji yang kuat, penyair menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran diri, ketabahan, dan pencarian makna hidup. Melalui ungkapan perasaan dan refleksi diri ini, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan hubungannya dengan Tuhan.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Ternyata Aku yang Terdampar Itu
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.