Puisi: Pada Suatu Hari (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Pada Suatu Hari" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan interaksi antara alam dan mesin (dalam hal ini, buldoser)
Pada Suatu Hari


Maukah kau dengar kisahku, bisik Buldoser
sambil mengisap pipa 
pada hamparan sawah dan pematangan.
Tidak!
 Jawab sawah sambil tergopoh
kami sibuk dan harus pergi sebelum fajar pagi.

Maukah kamu dengar kisahku, ucap Buldoser
sambil mengunyah pizza
 pada sungai
 dan batu-batu.
Tidak!
 
Kami sibuk. K
ami harus berangkat
sebelum malam jadi pekat
tempat ini bukan menjadi milik kita lagi.

Maukah kamu dengar kisahku, rengek Buldoser
sambil mencekal jalur-jalur
 pematang dan jemari sungai.
Tidak!
 Meskipun kami ingin. K
ami sibuk. Lihatlah
Traktor-traktor dan surat keputusan dan pidato pengarahan telah tiba.
Kami mesti berangkat sebelum terlambat
dan air mata menjadi jerat.

Buldoser itupun tersedu dicabik sunyi
Ia ingin bercerita.
I
a ingin ada
 
yang bersedia
 mendengarnya.


1991

Sumber: Kenduri Air Mata (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu Hari" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan interaksi antara alam dan mesin (dalam hal ini, buldoser) serta perasaan kesepian dan keinginan untuk diterima. Puisi ini menyajikan narasi yang sederhana namun mengandung makna yang dalam, yang mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan teknologi, serta perasaan emosional yang muncul dari interaksi tersebut.

Personifikasi Alam dan Mesin: Puisi ini menggunakan personifikasi untuk memberikan karakter dan suara kepada elemen alam (sawah, sungai, batu-batu) dan mesin (buldoser, traktor). Alam digambarkan memiliki suara dan kemampuan untuk menjawab pertanyaan, sementara mesin seperti buldoser dan traktor memiliki sifat-sifat manusia, seperti berbicara dan merengek.

Kontras Alam dan Teknologi: Puisi ini menciptakan kontras antara alam yang tenang dan tekun (sawah, sungai) dengan teknologi modern yang canggih namun tidak memiliki perasaan (buldoser, traktor). Kontras ini menggambarkan ketidaksesuaian antara alam yang bekerja sesuai dengan waktu dan musim, sementara teknologi bergerak tanpa menghiraukan kondisi alam.

Kesibukan dan Kehadiran Manusia: Pesan penting dari puisi ini adalah betapa kesibukan dan perhatian manusia terhadap urusan-urusan lain (traktor, surat keputusan, pidato pengarahan) menghalangi mereka dari mendengar dan memahami suara alam atau mesin yang mungkin memiliki sesuatu yang ingin disampaikan.

Kesepian dan Keinginan Diterima: Buldoser menjadi simbol kesepian dan keinginan untuk diterima. Meskipun merupakan mesin, buldoser merengek dengan ekspresi yang menunjukkan perasaan kesedihan dan keinginan untuk memiliki pendengar yang bersedia mendengarkan ceritanya. Hal ini menciptakan gambaran tentang bagaimana keberadaan manusia sering kali mengabaikan atau melupakan interaksi dengan alam dan teknologi.

Simbolisme: Puisi ini menggunakan simbolisme untuk menggambarkan situasi yang lebih dalam. Buldoser yang tersedu mencerminkan rasa kesedihan dan isolasi yang dialami oleh mereka yang terpinggirkan atau tidak dihiraukan oleh masyarakat.

Pesan Sosial dan Lingkungan: Puisi ini memberikan pesan sosial dan lingkungan yang penting, mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan dan memahami lingkungan serta dampak teknologi terhadap interaksi manusia dengan alam. Pesan ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap lingkungan dan makhluk lainnya di sekitar kita.

Puisi "Pada Suatu Hari" oleh Agus R. Sarjono adalah sebuah karya yang menggambarkan interaksi antara alam, teknologi, dan manusia. Melalui personifikasi alam dan mesin, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kesibukan dan fokus manusia terhadap hal-hal lain dapat menghalangi mereka dari mendengarkan suara-suara yang mungkin memiliki makna dan pesan. Selain itu, puisi ini juga menyoroti tema kesepian, keinginan untuk diterima, dan dampak sosial serta lingkungan yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.

Agus R. Sarjono
Puisi: Pada Suatu Hari
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.