Menyetorkan upeti sebagai lambang pengabdian!
Menyetorkan perempuan cantik sebagai hiburan!
Kisah perempuan mana yang lebih pedih daripada aku
berangkat dari seorang putri raja menjelma arca batu
yang semula beraroma melati kini tertutup debu
Duh, alangkah cepatnya takdir mengubahku
seperti bermain dadu.
Maka terpaksalah aku menjalankan peran
sebagai penggenap apa yang semula kau janjikan
Yah, membangun seribu candi
Yah, seribu ilusi.
Kelak suatu saat aku akan bereinkamasi
kembali menjadi perempuan-perempuan suci
yang hidup dipaksa memenuhi hasrat-ambisi
lelaki-lelaki, tanpa seorang wali
berulang-ulang kami mesti menjalani peran ini
di negeri seribu pulau, seribu tradisi.
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa