Puisi: Hujan Pagi Ini (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Hujan Pagi Ini" karya Muhammad Rois Rinaldi menciptakan gambaran kehidupan anak-anak di pagi yang hujan, dengan sentuhan kritis terhadap ...
Hujan Pagi Ini


Hujan bertandang di ujung bulan pagi
anak-anak di balik kaca mengembun
mengintip kaki kecil yang terbebas. Lepas
duduk manis di atas bangku, merekam teori-teori
dalam peraktiknya mereka hanya robot remot.

Di ruang kelas nampak wajah-wajah manis
seragam putih merah, merekah di hati para wali
memandangi anak-anak yang sedang membuat janji
janji menggugurkan kandungan negeri hingga menjelang mati.

Seperti adonan kue bolu rasa coklat
siap dicetak dalam bentuk apa pun
beratus tahun lamanya terkungkung
dalam peperangan dan kini kembali
dalam buku dan rumus kurikulum
tapi rasa coklat tetap manis kan?

Sekelompok mainan
tengah memainkan dirinya sendiri
dalam lingkar zaman yang terkebiri
oleh anak yang menjalar ke luar hutan
menjadikan belantara semak-belukar
sebagai tempat menjajakan diri.


Cilegon, Banten, 2 November 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Pagi Ini" karya Muhammad Rois Rinaldi menciptakan gambaran kehidupan anak-anak di pagi yang hujan, dengan sentuhan kritis terhadap pendidikan dan realitas sosial. Dengan menggunakan bahasa yang lugas dan gambaran visual yang kaya, Rinaldi mengajak pembaca merenung tentang dinamika kehidupan modern.

Gambaran Hujan di Pagi Hari: Puisi dimulai dengan gambaran hujan di ujung bulan pagi, menciptakan suasana segar dan damai. Hujan di pagi hari sering kali diasosiasikan dengan keindahan dan keberkahan.

Anak-Anak Mengintip dari Balik Kaca: Gambaran anak-anak yang mengintip dari balik kaca memberikan kesan kepolosan dan rasa ingin tahu terhadap dunia luar. Kaca yang mengembun menciptakan citra ketidakjelasan dan kekhawatiran.

Wajah-Wajah Manis di Ruang Kelas: Wajah-wajah manis dalam seragam putih merah menciptakan gambaran tentang siswa-siswi yang sedang berada di dalam ruang kelas. Seragam yang merekah di hati para wali mengisyaratkan kebanggaan dan harapan mereka pada generasi muda.

Janji-Janji dan Realitas Sosial: Puisi menggambarkan janji-janji yang dibuat oleh anak-anak, namun dengan kejadian yang mencengangkan, yaitu "janji menggugurkan kandungan negeri hingga menjelang mati." Ini dapat diartikan sebagai sindiran terhadap janji-janji politik atau sosial yang seringkali tidak terpenuhi.

Adonan Kue Bolu Rasa Coklat: Metafora adonan kue bolu merujuk pada kehidupan dan pendidikan yang "terkungkung" atau terbentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan oleh kurikulum dan norma sosial. Namun, pertanyaan tentang rasa coklat yang tetap manis menyoroti keindahan yang tetap ada dalam kehidupan, meskipun di tengah keterbatasan.

Sekelompok Mainan yang Bermain: Gambaran sekelompok mainan yang memainkan dirinya sendiri mungkin mencerminkan anak-anak yang terjebak dalam lingkaran kehidupan yang terstruktur. Pilihan kata "belantara semak-belukar" menciptakan citra anak-anak yang mencari identitas dan kebebasan di luar batasan normatif.

Sentuhan Kritis terhadap Pendidikan dan Realitas Sosial: Puisi menyiratkan sentuhan kritis terhadap pendidikan dan realitas sosial yang seringkali membatasi kreativitas dan kebebasan anak-anak. Gambaran anak-anak sebagai "robot remot" menyoroti aspek rutinitas dan keterbatasan dalam pendidikan modern.

Puisi "Hujan Pagi Ini" adalah puisi yang menyajikan pemandangan kehidupan anak-anak dengan latar pendidikan dan realitas sosial. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Rinaldi merangkai gambaran kehidupan yang memprovokasi pemikiran tentang pentingnya memberikan kebebasan dan ruang kreatif bagi anak-anak di tengah tekanan dan ekspektasi sosial. Puisi ini dapat diartikan sebagai panggilan untuk refleksi dan perubahan dalam pendidikan dan realitas sosial anak-anak.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Hujan Pagi Ini
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.