Puisi: Jakarta, Senja Hari (Karya Medy Loekito)

Puisi "Jakarta, Senja Hari" karya Medy Loekito berhasil menciptakan gambaran atmosfer Jakarta pada senja hari. Dengan menggunakan kata-kata yang ...
Jakarta, Senja Hari


Di balik gubuk-gubuk
matahari bulat merah
direjam jembatan-jembatan beton.

Sumber: Jakarta, Senja Hari (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Jakarta, Senja Hari" menghadirkan citra senja di ibu kota, menciptakan kesan atmosfer dan nuansa kota yang ramai dan padat. Dengan simpelnya penggunaan kata-kata, Medy Loekito menyampaikan gambaran yang sederhana namun mendalam tentang Jakarta pada senja hari.

Penggambaran Jakarta pada Senja Hari: Puisi ini menghadirkan gambaran senja di Jakarta dengan mendeskripsikan matahari bulat merah yang tenggelam di balik gubuk-gubuk dan direjam oleh jembatan-jembatan beton. Ini menciptakan citra keindahan senja yang dipadukan dengan elemen-elemen urban kota Jakarta.

Kesan Kemacetan dan Kepadatan: Penekanan pada "gubuk-gubuk" dan "jembatan-jembatan beton" merujuk pada realitas kehidupan perkotaan yang padat dan sibuk. Kata-kata ini membawa kesan kemacetan dan kepadatan aktivitas di ibu kota yang terkenal dengan lalu lintasnya.

Matahari Bulat Merah: Penggambaran matahari sebagai "bulat merah" menciptakan kesan dramatis dan romantik. Warna merah matahari yang tenggelam dapat diartikan sebagai simbol perpisahan, nostalgia, atau bahkan perubahan.

Teknik Pengurangan Kata: Puisi ini menggunakan teknik pengurangan kata-kata, menyajikan gambaran yang singkat dan padat. Dengan kata-kata yang minim, Medy Loekito berhasil menyampaikan pesan dan atmosfer senja di Jakarta.

Sentuhan Romantis pada Keseharian: Meskipun menggambarkan keseharian perkotaan, puisi ini memberikan sentuhan romantis pada gambaran tersebut. Senja dan matahari bulat merah menciptakan suasana yang puitis di tengah hiruk-pikuk kota.

Kritik atau Refleksi: Puisi ini dapat diartikan sebagai refleksi terhadap kehidupan perkotaan Jakarta yang sibuk dan terstruktur. Matahari yang tenggelam mungkin juga mengandung makna tentang akhir sebuah hari dan harapan akan hari baru.

Puisi "Jakarta, Senja Hari" karya Medy Loekito berhasil menciptakan gambaran atmosfer Jakarta pada senja hari. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, puisi ini menghadirkan nuansa romantis di tengah hiruk-pikuk perkotaan. Senja di Jakarta, seolah menjadi pelengkap dan penyelaras antara keindahan alam dan kehidupan urban yang padat.

"Puisi Medy Loekito"
Puisi: Jakarta, Senja Hari
Karya: Medy Loekito
© Sepenuhnya. All rights reserved.