Puisi: Notasi Putih (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi: Notasi Putih Karya: Muhammad Rois Rinaldi
Notasi Putih
(: Ratu Miftahushalihah)


De, hujan dan lampu padam menampal satu persatu wajah keluarga kita. Mencipta siluet manis di tembok rumah tempat dulu kau menyembunyikan tangis. Dalam gelap sesuatu diam-diam menyekap, tetapi bukan dingin bukan juga pengap.

Entah siapa bikin bocah bocah yang lahir dari rahim bidadari bernama ibu, gegas dewasa meninggalkan percakapan tentang kekanak, di pundak pangeran berperisai kesabaran bernama abah. Hingga sepi di sini menjelma notasi berseling suara batuk atas ranjang renta.

Ah... perih ‘makin teruk saat rindu tiba-tiba menghimpit ingatanku padamu, De... bertahun sudah kau menghuni surga dan bertahun kukirimkan doa, sungguh tiada lagi hendak abang menawar jumpa. Hanya tak tahu cara tepati janji, merenda pelangi di kamar pendulang airmata, sedang muskil membilas duka sepasang kekasih yang baka.


Kramatwatu, 2013

Analisis Puisi:
Puisi "Notasi Putih" karya Muhammad Rois Rinaldi memiliki beberapa aspek menarik yang dapat ditemukan dalam bahasa dan penggambarannya. Berikut adalah beberapa poin menarik yang bisa ditemukan dalam puisi ini:
  1. Gambaran hujan dan lampu padam: Puisi ini dimulai dengan gambaran hujan dan lampu yang padam, menciptakan suasana yang gelap dan misterius. Ini memberikan latar belakang yang dramatis untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam.
  2. Siluet wajah keluarga: Puisi ini menggambarkan siluet wajah keluarga yang muncul di tembok rumah, menciptakan gambaran tentang memori masa lalu dan kehangatan keluarga. Tangis yang pernah disembunyikan juga diingatkan.
  3. Perubahan dalam hubungan keluarga: Puisi ini mencerminkan perubahan dalam hubungan keluarga seiring berjalannya waktu. Bocah-bocah tumbuh dewasa dan meninggalkan masa kanak-kanak, dan abah yang sabar menjadi pangeran yang merindukan kehadiran anaknya.
  4. Rindu yang mendalam: Puisi ini menyampaikan perasaan rindu yang sangat kuat. Penulis merasakan perih ketika tiba-tiba merindukan seseorang, dalam hal ini, seseorang yang sudah meninggal dan berada di surga. Meskipun ada doa yang dikirimkan, penulis merasa sulit untuk memenuhi janji dan merindukan pertemuan.
  5. Gambaran metaforis dan musikalitas bahasa: Puisi ini menggunakan gambaran-gambaran metaforis, seperti merenda pelangi di kamar pendulang airmata, untuk menggambarkan kesedihan dan duka dalam hati. Selain itu, puisi ini juga memiliki ritme dan musikalitas yang khas, seperti dalam penggunaan notasi putih sebagai simbol ketenangan dan kelembutan.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang mendalam, perubahan dalam hubungan keluarga, dan kekuatan dalam ekspresi bahasa metaforis. Puisi ini menggugah emosi dan mengajak pembaca untuk merenung tentang arti kehilangan dan kehadiran yang hilang.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Notasi Putih
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.