Puisi: Pagi Tanpa Diskusi (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Pagi Tanpa Diskusi" menggabungkan kejadian tragis dengan keinginan pribadi, menciptakan narasi yang kompleks dan membangkitkan rasa empati ...
Pagi Tanpa Diskusi


Terlalu dini bicara korupsi dan puisi, aku ingin ‘ngopi
dengan sepotong ingatan tentang jumlah kematian TKI
bayi tak ber-ibu membusuk dalam peti kemarin pagi
dan seorang pelajar cabul, nasib sungguh masuk bui.

Sesuatu memang sengaja dilukai tanpa diberi jeda
lalu orang-orang merangkai pita kata bela sungkawa
sedangkan aku lagi enggan menghadiri pesta raya
terlalu dini bicara duka, aku ingin ngopi, itu saja!

Biar ibu-ibu penggendong bakul, gadis peminta-minta
atau pengamen jalanan terus direnda dalam puisi,
kajian-kajian akademisi atau reality show di televisi
selebihnya senyap sepi - selebihnya sekadar basa-basi.


Cilegon, 2013

Analisis Puisi:
Puisi "Pagi Tanpa Diskusi" karya Muhammad Rois Rinaldi menciptakan sebuah gambaran puitis tentang kondisi sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan menggabungkan elemen-elemen kehidupan sehari-hari, puisi ini menyoroti realitas kehidupan dengan sudut pandang yang unik.

Kritik Sosial: Puisi ini mencerminkan kritik sosial terhadap beberapa isu yang terjadi di masyarakat. Dari kematian TKI hingga kasus pelajar cabul, penyair menyajikan realitas yang keras dan menyakitkan. Melalui kritiknya, penyair mengeksplorasi sisi kelam kehidupan dan menegaskan bahwa tidak semua hal indah dan positif.

Dilema Kemanusiaan: Dengan menyebutkan "aku ingin 'ngopi," penyair memberikan sentuhan kemanusiaan pada pengalaman sehari-hari. Dalam suasana tragis, keinginan untuk menikmati kopi menciptakan perasaan kontras, menyoroti dilema kemanusiaan di tengah-tengah kondisi sulit.

Pilihan Tema dan Gaya Bahasa: Pemilihan tema korupsi, kematian TKI, dan kasus pelajar cabul memberikan kedalaman pada puisi ini. Gaya bahasa yang sederhana dan lugas memudahkan pembaca untuk meresapi dan memahami pesan penyair. Penggunaan kata-kata seperti "dini," "ngopi," dan "diskusi" menciptakan nuansa sehari-hari dan mendekatkan pembaca pada realitas yang digambarkan.

Penegasan Prioritas Pribadi: Dengan menekankan bahwa "aku lagi enggan menghadiri pesta raya," penyair menegaskan prioritas pribadi di tengah-tengah berbagai peristiwa tragis. Pesan ini mungkin mencerminkan keinginan untuk mundur sejenak dari kesibukan dunia dan merenungkan kehidupan pribadi.

Ironi dan Satire: Ada unsur ironi dan satire dalam penggambaran "orang-orang merangkai pita kata bela sungkawa" sebagai respons terhadap penderitaan. Ini menciptakan kontrast antara tindakan simbolis dan realitas kehidupan sehari-hari yang mungkin tidak mendapatkan perhatian serius.

Puisi "Pagi Tanpa Diskusi" menggabungkan kejadian tragis dengan keinginan pribadi, menciptakan narasi yang kompleks dan membangkitkan rasa empati serta introspeksi pada pembaca. Penyair berhasil menyampaikan pesannya dengan cara yang menarik dan memprovokasi pemikiran.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Pagi Tanpa Diskusi
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.