Puisi: Di Jalan Raya Kota (Karya Remy Sylado)

Puisi "Di Jalan Raya Kota" menggambarkan interaksi antara seorang profesor dan sopir angkot di tengah kemacetan lalu lintas Jakarta.
Di Jalan Raya Kota


Di Jakarta seorang profesor dikata-katai goblok
oleh seorang sopir angkot yang cuma tamat SD Inpres
karena tiba-tiba oto profesor itu mogok di tengah jalan
dan jalanan macet berkilo-kilo
klakson dipencet bertubi-tubi.


Analisis Puisi:
Puisi "Di Jalan Raya Kota" karya Remy Sylado adalah sebuah potret singkat tentang dinamika sosial dan kehidupan perkotaan yang ditampilkan melalui interaksi antara seorang profesor dan sopir angkot di Jakarta. Dalam puisi ini, penulis mengangkat tema ketidaksetaraan dan frustrasi yang mungkin timbul akibat lalu lintas macet dan perbedaan latar belakang pendidikan.

Interaksi Antar Kelas Sosial: Puisi ini menggambarkan interaksi yang terjadi antara seorang profesor dengan seorang sopir angkot. Perbedaan latar belakang pendidikan dan status sosial menjadi jelas, dengan profesor yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dan sopir angkot yang tamat SD Inpres. Interaksi ini mencerminkan adanya perbedaan sosial yang dapat memengaruhi cara orang berkomunikasi dan berperilaku satu sama lain.

Kemacetan Lalu Lintas: Pada awal puisi, terdapat gambaran tentang situasi kemacetan di jalan raya Jakarta. Profesor mengalami mogok di tengah jalan, dan akibatnya jalanan menjadi macet dan klakson berkumandang. Gambaran ini menciptakan suasana kebingungan dan frustrasi yang sering kali muncul dalam lalu lintas perkotaan yang padat.

Penekanan pada Kesetaraan dan Frustrasi: Penggunaan kata "goblok" yang digunakan sopir angkot untuk menghina profesor menunjukkan rasa frustrasi dan kemarahan yang mungkin timbul akibat situasi tersebut. Meskipun profesor memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, situasi di jalan raya membuatnya menjadi bagian dari kemacetan yang merugikan semua orang, termasuk sopir angkot. Ini menciptakan pengertian bahwa di tengah kemacetan dan kesulitan, perbedaan sosial menjadi tidak begitu penting.

Kritik Sosial dan Refleksi Kehidupan Perkotaan: Puisi ini dapat diartikan sebagai kritik sosial terhadap ketidaksetaraan dan frustrasi yang dapat timbul akibat kemacetan dan interaksi di perkotaan. Penulis mungkin ingin menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu, status sosial dan pendidikan tidak lagi menjadi penentu utama dalam interaksi dan pengalaman sehari-hari.

Puisi "Di Jalan Raya Kota" menggambarkan interaksi antara seorang profesor dan sopir angkot di tengah kemacetan lalu lintas Jakarta. Puisi ini menyoroti perbedaan sosial dan kesetaraan dalam konteks kehidupan perkotaan. Melalui interaksi ini, penulis menciptakan gambaran tentang kebingungan dan frustrasi yang mungkin dirasakan oleh individu dalam situasi lalu lintas yang padat.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Di Jalan Raya Kota
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.