Puisi: Fiil (Karya Remy Sylado)

Puisi "Fiil" merupakan refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dalam perjalanan hidupnya. Dengan gambaran tentang usia, tantangan, pertanyaan ...
Fiil

Tak datang semut di tumpukan sambiroto
Setelah usiamu mencapai 18.250 hari, rasakan
betapa ringkas kesempatan badan ditemani nafas
Dakilah jalanan menanjak selagi kakimu tegar
sebab sengsara ikab bukan pada rapuhnya tubuh
tapi kerinduan masuk ke terowongan lajur waktu
mengulang ikhtisar keindahan-keindahan masa lalu
Ia tak kembali, menuruti janji matahari pada bumi
saban pagi muncul di timur lantas pamit di barat
kecuali kalau is hendak berkata: Sudah kiamat
dan kau punya kesempatan menemui penciptamu
dibekali seberkas catatan tentang peri fiilmu

Namun usiamu mungkin memanjang sampai 21.900 hari
atau bagaimana kalau berlanjut sampai 30.800 hari
adakah masih orang bersungguh hati memedulikanmu
menolongmu, memberimu makan, menuntunmu ke jamban
Selain penciptamu, siapa yang punya kasih sejati
Dakilah jalanan menanjak selagi kakimu tegar
dan biar ada catatan ihsanat tentang peri fiilmu
agar kau tak jadi orang asing di seberang hayat
diterima penciptamu sebagai pengantin yang kekal.

Analisis Puisi:

Puisi "Fiil" karya Remy Sylado menghadirkan refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dalam perjalanan hidupnya.

Refleksi tentang Usia dan Kematian: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang usia seseorang yang telah mencapai 18.250 hari, yang menggambarkan betapa singkatnya kesempatan hidup manusia di dunia ini. Penyair menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada, terutama dalam mencapai kebaikan dan kesempurnaan diri.

Tantangan dalam Perjalanan Hidup: Penyair menggambarkan perjalanan hidup sebagai jalanan menanjak yang memerlukan ketegaran dan ketabahan. Meskipun tubuh mungkin rapuh, namun yang lebih penting adalah semangat dan tekad untuk terus melangkah maju. Ini menggambarkan tantangan dan ujian yang harus dihadapi oleh setiap individu dalam menjalani kehidupan.

Pertanyaan tentang Kasih Sejati: Puisi ini mengajukan pertanyaan yang dalam tentang kasih sejati dan perhatian manusia terhadap sesama. Penyair merenungkan apakah di dunia ini masih ada orang yang bersungguh hati untuk memedulikan dan membantu orang lain, terutama ketika mereka rentan dan membutuhkan bantuan. Pertanyaan ini mengundang pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan dan empati terhadap sesama.

Harapan akan Kekekalan dan Pengakuan Terhadap Tuhan: Puisi ini diakhiri dengan harapan akan kekekalan dan pengakuan kepada pencipta. Penyair menyatakan harapan agar seseorang tidak menjadi orang asing di hadapan Tuhan saat akhirat nanti, dan diterima sebagai pengantin yang kekal. Ini menggambarkan kerinduan manusia akan kebahagiaan dan kesempurnaan abadi di sisi Tuhan.

Puisi "Fiil" merupakan refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dalam perjalanan hidupnya. Dengan gambaran tentang usia, tantangan, pertanyaan tentang kasih sejati, dan harapan akan kekekalan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh kebijaksanaan dan kebaikan.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Fiil
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.