Puisi: Grojogan Sewu (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Puisi "Grojogan Sewu" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menghadirkan gambaran perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, kesulitan, dan juga ...
Grojogan Sewu

Di sinilah kau bisa belajar menguji
seberapa jauh kakimu melangkah pergi
sebab tangga demi tangga
siap menelan semangat dan asa.

Maka dibangunlah pondok persinggahan
bagi kaki-kaki yang dikunjungi kelelahan
sebab perjalanan berliku lagi menurun
mahir membujuk peluh menjadi rimbun.

Ini bukan tentang air terjun berjumlah seribu
melainkan tangga yang hampir sulit terhitung itu
setiap kali para remaja menghitungnya
kerap berselisih dengan kawannya.

Barangkali adanya monyet-monyet nakal
mengaburkan konsentrasi penghapal
membuat ingatan sedikit bebal
perhatian sedikit tertinggal.

Tapi jangan sesekali risaukan hasil perhitungan
sebab awal mula tujuan adalah Grojogan
bermandi air dingin sambil melupakan
kegundahan dan kejenuhan.

Biarkan perih luka masa lalumu terbawa
guyuran mata air 81 meter tingginya.

Sebab akhir petualangan akan kau jumpai plang
memanggul ucapan selamat dan doa saat pulang
telah berhasil menaklukkan 1.250 anak tangga
dari awal datang sampai meninggalkannya.

Karanganyar, 7-8 April 2013

Catatan:
Grojogan Sewu: air terjun yang berada di lereng Gunung Lawu dan terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Analisis Puisi:

Puisi "Grojogan Sewu" menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual seseorang melalui tangga-tangga yang melambangkan tantangan hidup. Dengan latar belakang air terjun Grojogan Sewu sebagai metafora, puisi ini menyampaikan pesan tentang perjuangan, kesabaran, dan pencapaian.

Perjalanan Fisik dan Mental: Puisi ini menggambarkan perjalanan fisik melalui tangga-tangga yang menantang, tetapi juga mencerminkan perjalanan mental dan spiritual seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Tangga-tangga yang harus diatasi menjadi simbol perjalanan hidup yang penuh dengan rintangan dan pengorbanan.

Pondok Persinggahan sebagai Metafora: Pondok persinggahan yang dibangun di tengah perjalanan mencerminkan kebutuhan akan istirahat dan penyegaran dalam hidup. Hal ini menggambarkan pentingnya memiliki tempat perlindungan dan penghiburan di tengah perjalanan panjang kehidupan.

Makna Filosofis Grojogan Sewu: Grojogan Sewu sebagai air terjun yang megah menjadi simbol keindahan alam dan kekuatan alam semesta. Mandi di bawah air terjun tersebut menjadi metafora untuk melupakan beban dan kesedihan, serta memulai kembali dengan semangat yang baru.

Monyet Nakal sebagai Tantangan: Kehadiran monyet nakal dalam puisi ini menggambarkan tantangan dan gangguan yang mungkin menghalangi seseorang dalam mencapai tujuannya. Ini menyoroti pentingnya tetap fokus dan bertekad meskipun dihadapkan pada gangguan dan distraksi.

Pencapaian dan Kesuksesan: Plang yang menyambut kedatangan kembali merupakan simbol kesuksesan dan pencapaian setelah melewati rintangan dan tantangan. Mencapai puncak tangga dengan melewati 1.250 anak tangga menjadi bukti kesungguhan dan ketekunan dalam menghadapi perjalanan hidup.

Puisi "Grojogan Sewu" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menghadirkan gambaran perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, kesulitan, dan juga pencapaian. Dengan menggabungkan elemen alam dan perjalanan fisik dengan makna filosofis dan spiritual, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti perjuangan dan kekuatan dalam menghadapi rintangan kehidupan.

Puisi Grojogan Sewu
Puisi: Grojogan Sewu
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa
© Sepenuhnya. All rights reserved.