Puisi: Madah yang Tertindas Namun Tak Binasa (Karya Remy Sylado)

Puisi "Madah yang Tertindas Namun Tak Binasa" merupakan panggilan untuk menggunakan seni sebagai alat perlawanan terhadap penindasan dan kekuasaan ...
Madah yang Tertindas
Namun Tak Binasa

Lantaran kamu
memerintah dengan kekerasan
aku menyiapkan pemberontokan
dengan kasih sayang
lewat teaterku.

Sumber: Puisi Mbeling (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Madah yang Tertindas Namun Tak Binasa" karya Remy Sylado menggambarkan perlawanan dan keberanian terhadap penindasan dengan menggunakan seni sebagai alat ekspresi.

Penindasan dan Perlawanan: Puisi ini menggambarkan hubungan antara penindasan dan perlawanan. Penyair menyatakan bahwa meskipun ada penindasan yang dilakukan oleh "kamu" yang memerintah dengan kekerasan, dia akan membalas dengan perlawanan. Namun, perlawanan yang dia pilih adalah melalui seni, khususnya teater.

Seni sebagai Alat Perlawanan: Penggunaan seni, dalam hal ini teater, sebagai bentuk perlawanan menunjukkan kekuatan dan keberanian individu untuk mengekspresikan ketidakpuasan dan perlawanan terhadap kekuatan yang mendominasi. Seni di sini berfungsi sebagai media untuk menghadapi kekuasaan yang menindas.

Kasih Sayang sebagai Kekuatan: Penggunaan "kasih sayang" sebagai strategi perlawanan menunjukkan bahwa kekuatan tidak selalu harus bersifat fisik atau keras. Kasih sayang di sini mungkin mencerminkan kekuatan moral, empati, atau kepekaan terhadap keadaan yang sulit.

Teater sebagai Medium Pembebasan: Seni teater dipilih sebagai alat perlawanan karena kemampuannya untuk membangkitkan kesadaran, menyampaikan pesan, dan memprovokasi pemikiran. Melalui teater, penyair dapat menyampaikan pesan perlawanan secara simbolis dan menginspirasi orang lain untuk bertindak.

Pemikiran Kritis terhadap Kekuasaan: Puisi ini menunjukkan pemikiran kritis terhadap kekuasaan yang otoriter dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa. Penggunaan seni sebagai alat perlawanan menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dan pemikiran kritis adalah hak asasi yang tidak bisa ditekan.

Optimisme dan Ketahanan: Meskipun ada penindasan, penyair menegaskan bahwa kekuatan perlawanan tidak akan binasa. Ini menunjukkan optimisme dan keyakinan dalam kekuatan seni dan keberanian individu untuk menghadapi penindasan.

Puisi "Madah yang Tertindas Namun Tak Binasa" merupakan panggilan untuk menggunakan seni sebagai alat perlawanan terhadap penindasan dan kekuasaan yang menindas. Ini menginspirasi pembaca untuk tetap tegar dan optimis dalam menghadapi tantangan dan penindasan dalam kehidupan.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Madah yang Tertindas Namun Tak Binasa
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.