Puisi: Perhitungan (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Perhitungan" karya Sitor Situmorang menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi ketidakpastian, kehilangan, dan perubahan dalam hidupnya.
Perhitungan
(Buat Rivai Apin)


Sudah lama tidak ada puncak dan lembah
Masa lempang - diam menyerah
dan kau tahu di ujung kuburan menunggu kesepian.

Aku belum juga rela berkemas
Manusia, mengapa malam bisa tiba-tiba menekan
dada?
Sedang rohnya masih mengembara di lorong-lorong

Keyakinan dulu manusia bisa
hidup dan dicintai habis-habisan
Belum tahu setinggi untung bila bisa menggali
kuburan sendiri

Rebutlah dunia sendiri
dan pisahkan segala yang melekat lemah
Kita akan membubung ke langit menjadi bintang
jernih sonder debu

Detik kata jadikan abad-abad
Abad-abad kita hidupi dalam sekilas bintang
Sesudah itu malam, biarlah malam

Bila hidup menolak
Ia kita tinggalkan seperti anak
yang terpaksa puas dengan boneka
Mereka akan menari dan menyanyi terus
Tapi tak ada lagi kita
Sedang mereka rindu pada cinta garang
Mereka akan menari dan menyanyi terus
Tentang abad dan detik yang ‘lah terbenam
Bersama kita, tarian perawan janda ....


Analisis Puisi:
Puisi "Perhitungan" karya Sitor Situmorang menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan dalam hidupnya. Puisi ini mencoba untuk menyampaikan perasaan kehilangan, kebingungan, dan refleksi tentang makna hidup.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah perubahan dan kehilangan dalam hidup. Puisi ini menggambarkan perasaan manusia yang merasa kehilangan arah dalam hidupnya dan mencoba untuk memahami perubahan yang terjadi.

Ketidakpastian Hidup: Puisi ini menggambarkan ketidakpastian yang ada dalam hidup manusia. Penyair menggunakan gambaran "Sudah lama tidak ada puncak dan lembah" untuk menggambarkan perasaan stagnasi atau kehilangan arah dalam hidup.

Perasaan Kelelahan dan Menyerah: Penyair menunjukkan perasaan kelelahan dan penyerahan dalam bait "Masa lempang - diam menyerah." Ini mencerminkan perasaan putus asa ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana.

Refleksi dan Pertanyaan Hidup: Penyair mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang makna hidup dalam bait-bait seperti "Manusia, mengapa malam bisa tiba-tiba menekan dada?" Ini mencerminkan refleksi tentang eksistensi dan ketidakjelasan.

Harapan dan Kenyataan: Puisi ini menciptakan perbandingan antara harapan dan kenyataan dalam bait-bait seperti "Keyakinan dulu manusia bisa hidup dan dicintai habis-habisan." Ini mencerminkan perasaan kekecewaan ketika harapan tidak terpenuhi.

Akhir yang Diterima: Penyair merinci perasaan tentang akhir yang tak terhindarkan dalam bait-bait seperti "Bila hidup menolak, Ia kita tinggalkan seperti anak yang terpaksa puas dengan boneka." Ini mencerminkan akseptansi terhadap ketidakpastian dan kenyataan dalam hidup.

Puisi "Perhitungan" adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi ketidakpastian, kehilangan, dan perubahan dalam hidupnya. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan kelelahan, penyerahan, refleksi tentang makna hidup, dan akseptansi terhadap kenyataan. Ini adalah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan eksistensi manusia dalam menghadapi perubahan dalam hidupnya.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Perhitungan
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.