Puisi: Adam di Firdaus (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Adam di Firdaus" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan tema-tema tentang penciptaan, hasrat manusia, dan hubungan antara pria dan wanita.
Adam di Firdaus


Tuhan telah meniupkan napasnya
ke dalam hidung dan paruku.
Dan aku berdiri sebagai adam
di simpang sungai dua bertemu.

Aku telah mengaca diri
ke dalam air berkilau. Tiba aku terbangun
dari bayanganku beku:
Aku ini makhluk perkasa dengan dada berbulu.

Aku telanjangkan perut dan berteriak:
“Beri aku perempuan!” Dan suaraku
pecah pada tebing-tebing tak berhuni.

Dan malam Tuhan mematahkan
tulang dari igaku kering dan menghembus
napas di bibir berembun. Dan
subuh aku habiskan sepiku pada tubuh bernapsu.

Ah, perempuan!
Sudah beratus kali kuhancurkan badanmu di ranjang
Tetapi kesepian ini, kesepian ini
datang berulang.


Sumber: Simfoni Dua (1990)

Analisis Puisi:
Puisi "Adam di Firdaus" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang menggambarkan tema-tema tentang penciptaan, hasrat manusia, dan hubungan antara pria dan wanita.

Penciptaan Manusia: Puisi ini dimulai dengan ungkapan tentang penciptaan manusia oleh Tuhan. Dalam agama Islam, Firdaus adalah istilah untuk surga, sehingga judul puisi mengisyaratkan pada keadaan awal manusia di surga, sebelum jatuh ke dunia. Penekanan pada nafas Tuhan dan penciptaan Adam menciptakan gambaran tentang asal-usul manusia dan koneksi dengan pencipta mereka.

Kehadiran Pria: Puisi ini menciptakan citra seorang pria yang menyadari keberadaannya sebagai manusia yang kuat dan perkasa. Penggunaan kata-kata seperti "makhluk perkasa dengan dada berbulu" menggambarkan rasa maskulinitas dan kekuatan yang dimiliki oleh pria. Ini mencerminkan rasa kebanggaan dalam identitasnya sebagai manusia.

Kesepian dan Hasrat: Meskipun pria dalam puisi ini memiliki kekuatan dan kebanggaan, dia juga merasakan kesepian. Ungkapan "kesepian ini, kesepian ini" menggambarkan perasaan isolasi dan kerinduan akan sesuatu yang lebih. Ini dapat diartikan sebagai kerinduan pria tersebut akan pasangan atau mitra hidup, yang merupakan tema umum dalam puisi.

Perempuan: Puisi ini menciptakan hubungan antara pria dan wanita. Pria tersebut menyatakan keinginannya untuk memiliki seorang perempuan ("Beri aku perempuan!"), dan itu menciptakan gambaran tentang hasrat manusia terhadap lawan jenisnya. Ini menggambarkan ketegangan seksual dan hasrat manusia yang mendorongnya untuk mencari keintiman.

Siklus Hidup: Puisi ini juga menciptakan gambaran tentang siklus hidup manusia. Dari penciptaan oleh Tuhan hingga pengalaman hasrat dan kesepian, puisi ini menggambarkan perjalanan manusia melalui fase-fase hidupnya.

Secara keseluruhan, "Adam di Firdaus" adalah puisi yang menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia dalam hubungannya dengan penciptanya, keinginan hasrat, dan hubungan dengan sesama manusia, khususnya antara pria dan wanita. Puisi ini mempertimbangkan tema-tema filosofis dan emosional yang mendalam.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Adam di Firdaus
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.