Puisi: Ekspresi (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Ekspresi" karya Subagio Sastrowardoyo adalah puisi yang menggambarkan perasaan sakit dan penderitaan dalam karya seni. Dalam puisi ini, ....
Ekspresi
(kepada Affandi)


Luka terlalu parah
tak tertampung dalam cermin
Tubuh yang terbayang
sepi — menepiskan bentuk.
Bahkan merah hitam
yang terpalut di atas kanvas
tak kuasa menjeritkan
derita — menikam dalam.
Hanya darah, mungkin
Darah sendiri yang tergarit dengan jari
di dinding — jari yang gementar dalam lapar.


Sumber: Simfoni Dua (1986)

Analisis Puisi:
Dalam dunia puisi, terdapat karya-karya yang mampu mengungkapkan perasaan sakit dan penderitaan dengan kekuatan kata-kata yang kuat. Salah satu puisi yang menarik perhatian adalah "Ekspresi" karya Subagio Sastrowardoyo. Dalam puisi ini, Subagio Sastrowardoyo menggambarkan ekspresi rasa sakit dan penderitaan melalui karya seni.

Puisi ini dimulai dengan penggambaran lukanya yang begitu parah sehingga tidak dapat tercermin dalam cermin. Lukanya yang mendalam dan tak terlukiskan dengan sempurna menggambarkan tingkat kepedihan yang dirasakan oleh subjek puisi ini. Tubuh yang terbayang sepi dan bentuk yang menepis mencerminkan perasaan terasing dan terabaikan dalam penderitaannya.

Puisi ini dilanjutkan dengan menggambarkan karya seni yang melukiskan warna merah hitam yang terpalut di atas kanvas. Namun, walaupun lukisan tersebut mengekspresikan perasaan sakit, tetapi tidak mampu sepenuhnya menyampaikan derita yang dalam. Lukisan itu tidak bisa menjeritkan rasa sakit yang terasa menusuk-menusuk. Ini mencerminkan ketidakmampuan bahasa seni dalam menyampaikan penderitaan secara langsung.

Penyair kemudian menyiratkan bahwa mungkin hanya darah yang mampu mewakili rasa sakit yang mendalam. Darah sendiri yang tergarit dengan jari di dinding menciptakan gambaran penderitaan yang sebenarnya. Jari yang gementar dalam lapar mencerminkan ketidakstabilan emosi yang disebabkan oleh rasa sakit yang tak tertahankan.

Puisi "Ekspresi" karya Subagio Sastrowardoyo adalah puisi yang menggambarkan perasaan sakit dan penderitaan dalam karya seni. Dalam puisi ini, penyair menyampaikan ketidakmampuan kata-kata dan gambar untuk sepenuhnya mengungkapkan penderitaan yang dirasakan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan ekspresi dalam seni, sekaligus menyadarkan akan batasan dalam menyampaikan pengalaman manusia yang penuh dengan luka dan penderitaan.

Melalui kata-kata yang kuat dan gambaran yang tajam, puisi ini menunjukkan kompleksitas rasa sakit dan kemampuan seni untuk menyampaikan ekspresi yang terdalam. Puisi "Ekspresi" memperlihatkan kepekaan penyair terhadap keterbatasan bahasa dalam menyampaikan pengalaman manusia yang rumit dan menyentuh.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Ekspresi
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.