Puisi: Guernica (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Guernica" karya Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk merenung tentang esensi keberadaan, kebudayaan, dan hubungan manusia dengan semesta.
Guernica (1)
(untuk Popo Iskandar)


Kata sarjana:
bahasa rumus budi
lambang-lambang perpaduan
benda dan pemikirannya.

Tugas perwalian
mahkota kedaulatan
budaya manusia
lengkap salib dan durinya.

Materi dalam rohani
rohani dalam materi
menghunjam di cakrawala
kesadaran bersejarah
bangunan ilmu
kerangka logika
lukisan angan-angan
darah dalam darah
eksistensi berkarya
menangis dan ketawa
diam dalam bicara
bicara dalam diam
misteri sepanjang masa
sempurna
dalam dirinya
dialektika derita dan bahagia.

Dialog dalam monolog
perimbangan dan persiregangan
rangkaian proses
di tiap titik garis
hukum konservasi
konvergensi titik Omega
dari pinggir luar
ke pusat Alpha
balik ke dalam dirinya.


Guernica (2)


Sebentuk kosmos
mikro dalam makro
memuncak dan memusat
dalam peristiwa
alam sebagai manusia
manusia sebagai alam
melalui pintu lahir
(yang pintu mati juga)
dengan nama panggilan:
kau, aku, kita, semesta
lambang dari lambang dari lambang.


Analisis Puisi:
Puisi "Guernica" karya Sitor Situmorang adalah karya yang mendalam dan penuh dengan makna filosofis. Melalui analisis ini, kita akan menjelajahi tema, gaya bahasa, dan makna yang terkandung dalam puisi ini.

Tema

  1. Bahasa dan Lambang: Puisi ini membahas peran bahasa sebagai rumus budi dan lambang-lambang perpaduan. Sitor Situmorang mengangkat konsep bahasa sebagai alat untuk menyusun pemikiran dan menyampaikan makna yang mendalam.
  2. Kedaulatan dan Budaya: Tema kedaulatan dan budaya tercermin dalam ungkapan "mahkota kedaulatan" dan "budaya manusia." Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara kekuasaan, identitas budaya, dan salib-salib yang menjadi simbol spiritualitas.
  3. Dialektika Derita dan Bahagia: Puisi ini mengeksplorasi dialektika atau kontras antara derita dan bahagia. Penggunaan kata-kata seperti "menangis dan ketawa," "diam dalam bicara," dan "bicara dalam diam" menciptakan nuansa kompleks yang melibatkan dualitas manusiawi.

Gaya Bahasa

  1. Simbolisme: Sitor Situmorang menggunakan simbolisme untuk merinci kompleksitas tema dalam puisi ini. Lambang-lambang seperti "salib," "durinya," "titik Omega," dan "pusat Alpha" memberikan kedalaman makna dan melibatkan pembaca dalam interpretasi simbol-simbol tersebut.
  2. Metafora dan Paralelisme: Puisi ini memanfaatkan metafora, khususnya dalam penggambaran alam sebagai manusia dan sebaliknya. Paralelisme dalam "dialektika derita dan bahagia" serta "dialog dalam monolog" menciptakan harmoni struktural dan estetika dalam puisi.

Makna

  1. Penggalian Kebijaksanaan: Puisi "Guernica" dapat diartikan sebagai usaha penggalian kebijaksanaan dan pemahaman mendalam tentang manusia, budaya, dan bahasa. Sitor Situmorang merayakan keunikan dan kompleksitas kehidupan manusia melalui bahasa puisi yang cermat dan mendalam.
  2. Keterhubungan Semesta: Penggunaan lambang "semesta" dan "lambang dari lambang dari lambang" menyoroti keterhubungan antara manusia dan alam, serta kompleksitas makna yang melibatkan seluruh semesta dalam karya ini.
Puisi "Guernica" karya Sitor Situmorang adalah karya yang kaya akan makna dan sarat dengan filosofi kehidupan. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan lambang-lambang yang mendalam, Sitor Situmorang berhasil menciptakan puisi yang mengajak pembaca untuk merenung tentang esensi keberadaan, kebudayaan, dan hubungan manusia dengan semesta.

Puisi Sitor Situmorang
Puisi: Guernica
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.