Puisi: Ranjang Ibu (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi: Ranjang Ibu Karya: Dimas Arika Mihardja
Ranjang Ibu
(: Balai Sidang Senayan)

Ranjang ibu semakin memanjang dan mengejang, anak pertama, nurani,
sibuk dengan teori bagaimana menghilangkan nyeri sendi dan sprei. Anak
kedua, orasi, sibuk menebar janji di atas panji-panji partai yang merantai tangan ibu. Anak
ketiga, operasi, setiap hari hanya memikirkan kencan di hotel mewah
untuk rapat kemudian merapat. Anak keempat, koperasi, ngenes dan hampir mati
lantaran tak kuasa menyediakan pangan. Anak kelima, pengelana, entah
merambah hutan atau lembah yang mana. Ibu menjadi kejang-kejang

dan encoknya kambuh. Anak-anak ibu sungguh tidak tahu cara terbaik
memanjakannya atau sekadar memanjatkan doa. Wajah ibu adalah ranjang kusam 
dan berantakan lantaran anak-anaknya bermain petak umpet di atasnya. Anak-anak ibu lasak
dan suka ribut, sehingga sprei itu semakin kusut. o, bapa angkasa

Ibu pertiwi,
tragedi apalagi yang akan terjadi?

Jambi, 2010
(Balai Sidang Senayan adalah Ranjang Ibu)

Puisi: Ranjang Ibu
Puisi: Ranjang Ibu
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.