Puisi: Rasa Dosa (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Rasa Dosa" menghadirkan gambaran yang kuat tentang perjuangan seseorang dengan rasa dosa atau perasaan bersalah. Dengan imaji yang kuat dan ...
Rasa Dosa

Muka putih di jendela
Mengikut aku dari subuh

Semua kekal

Nyawa
Jejak membekas di lumpur hati

Kata
Suara bergema di ruang abadi

Tangan
Jari gemetar menyaput sajak

Mata
Kenangan akhir membakar diri

Muka putih di jendela
Mengikut aku dari subuh
Tanganku lumpuh.

Sumber: Simfoni Dua (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Rasa Dosa" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran yang menggugah dan mendalam.

Imaji Muka Putih di Jendela: Puisi ini dimulai dengan gambaran sebuah "muka putih di jendela" yang mengikut penulis sejak subuh. Imaji ini memberikan kesan misterius dan sedikit menyeramkan, seperti sebuah kehadiran yang mengintai atau mengikuti penulis, yang mungkin melambangkan rasa dosa atau perasaan bersalah yang tidak bisa dihindari.

Kehadiran yang Kekal: Puisi ini menggambarkan kekekalan segala hal yang menyertainya, dari nyawa hingga jejak-jejak di hati, dari kata-kata hingga suara-suara yang bergema. Ini menciptakan kesan bahwa rasa dosa atau perasaan bersalah tidak dapat dihapus begitu saja; mereka tetap ada dan mengikut penulis di sepanjang perjalanannya.

Simbolisme Tubuh yang Lumpuh: Penutup puisi menampilkan gambaran tanganku yang lumpuh, memberikan kesan bahwa rasa dosa atau beban perasaan bersalah telah menghambat kemampuan penulis untuk bertindak atau bergerak maju. Tangannya yang gemetar menyaput sajak menunjukkan kegagalan dalam mengungkapkan diri atau mengekspresikan perasaan.

Ketidakmampuan untuk Melupakan: Puisi ini menciptakan atmosfer kesedihan dan keputusasaan dengan menggambarkan kenangan yang membakar diri dan tidak bisa dilupakan. Hal ini mengisyaratkan bahwa rasa dosa atau perasaan bersalah membekas dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan.

Puisi "Rasa Dosa" menghadirkan gambaran yang kuat tentang perjuangan seseorang dengan rasa dosa atau perasaan bersalah. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kekekalan perasaan, ketidakmampuan untuk melupakan, dan dampak yang menghambat yang dimiliki rasa dosa.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Rasa Dosa
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.