Puisi: Ritus Matahari (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi: Ritus Matahari Karya: Dimas Arika Mihardja
Ritus Matahari

Setiap pagi, matahari mandi di telaga warna. Ia mengambang
di atas riak dan ombak lalu menyelam bersama kabut yang diam-diam
tak mau susut. Ia kadang membasuh wajahnya dengan embun
yang memercik dari jemari lentik. Ia kadang tertegun di celah lembah
dan gunung-gunung. Tiap pagi, matahari menyulam cahaya dan menghibahkannya
pada daun, menyempurnakan menguapnya embun

menjelang siang, matahari masih telanjang. Ia bersahabat dengan angin
yang membisikkan pesan petualang: pulanglah ke balik kelam! Angin
dan matahari menari dan saling tertarik pada larik sajak tentang bunga
dan gula-gula. Di atas langit cerlang, matahari memanggang insan-insan
malang, petualang tak kenal pulang. Terus melenggang

senja menjemput matahari bersama doa. Iringan kabut dengan ringan
turun di telaga, hinggap di dahan-dahan, dan berjalin-berkelindan
memanggil rembulan. Upacara selesai, matahari kembali menuju peraduan
mengenakan jubah hitam!

Jambi, 2010

Puisi: Ritus Matahari
Puisi: Ritus Matahari
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.