Puisi: Si Anak Hilang (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Si Anak Hilang" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas hubungan manusia dan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan ...
Si Anak Hilang

Pada terik tengah hari
Titik perahu timbul di danau
Ibu cemas ke pantai berlari
Menyambut anak lama ditunggu.

Perahu titik menjadi nyata
Pandang berlinang air mata
Anak tiba dari rantau
Sebaik turun dipeluk ibu.

Bapak duduk di pusat rumah
Seakan tak acuh menanti
Anak di sisi ibu gundah
- Laki-laki layak menahan hati -

Anak duduk disuruh bercerita
Ayam disembelih nasi dimasak
Seluruh desa bertanya-tanya?
Sudah beristri sudah beranak?

Si anak hilang kini kembali
Tak seorang dikenalnya lagi
Berapa kali panen sudah
Apa saja telah terjadi?

Seluruh desa bertanya-tanya?
Sudah beranak sudah berapa?
Si anak hilang berdiam saja
Ia lebih hendak bertanya.

Selesai makan ketika senja
Ibu menghampiri ingin disapa
Anak memandang ibu bertanya
Ingin tahu dingin Eropa.

Anak diam mengenang lupa
Dingin Eropa musim kotanya
Ibu diam berhenti berkata
Tiada sesal hanya gembira.

Malam tiba ibu tertidur
Bapa sudah lama mendengkur
Di pantai pasir berdesir gelombang
Tahu si anak tiada pulang.

Analisis Puisi:

Puisi "Si Anak Hilang" karya Sitor Situmorang menggambarkan gambaran yang kaya akan hubungan keluarga, nostalgia, dan kehilangan.

Tema Keluarga dan Nostalgia: Puisi ini menyoroti hubungan antara anggota keluarga, dengan fokus pada kehadiran dan kehilangan anak. Tema nostalgia hadir melalui penggambaran ibu yang cemas menunggu anaknya kembali dan suasana keluarga yang dinamis ketika anak tersebut akhirnya tiba.

Narasi Keinginan dan Realitas: Penyair menggambarkan perbedaan antara harapan dan realitas. Meskipun keluarga menunggu dengan harap-harap cemas, kedatangan anak tidak selalu membawa kembalinya kehidupan yang sama seperti yang ditinggalkannya. Ini tercermin dalam pertanyaan-pertanyaan dan ekspresi kebingungan tentang apa yang telah terjadi selama absensi anak.

Kompleksitas Emosi: Puisi ini menyentuh kompleksitas emosi dalam kehidupan keluarga. Ada kebahagiaan dan kegembiraan atas kepulangan anak, tetapi juga kekosongan emosional dan ketidakpastian tentang bagaimana dinamika keluarga telah berubah selama absennya anak.

Penggunaan Bahasa: Sitor Situmorang menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat dalam puisi ini. Gaya naratifnya jelas dan gamblang, memungkinkan pembaca merasakan kegelisahan dan emosi yang dihadapi oleh setiap karakter dalam cerita.

Simbolisme Alam: Alam digunakan sebagai latar belakang yang kuat dalam puisi ini. Pantai, pasir, dan gelombang menciptakan suasana yang menyatu dengan emosi yang dipicu oleh kehadiran atau ketiadaan anak.

Secara keseluruhan, puisi "Si Anak Hilang" adalah penggambaran yang mengesankan tentang dinamika keluarga, kehadiran, dan kehilangan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas hubungan manusia dan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan dan kehilangan dalam kehidupan mereka.

Puisi: Si Anak Hilang
Puisi: Si Anak Hilang
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.