Puisi: Mengapa Mencintai (Karya A. Munandar)

Puisi "Mengapa Mencintai" mengangkat pertanyaan yang dalam tentang cinta, keadilan, dan kekuatan batin seseorang dalam menjalani cinta, yang ...
Mengapa Mencintai?

Aku penasaran mengapa kamu bisa begitu tegar mencintai, pada hakikatnya aku tidak pernah melihatmu benar-benar dicintai. Ini mengusik batinku berkali-kali, saat aku tahu kamu tidak pernah mengeluh dengan semua bekas luka yang disebabkan pengorbananmu yang tidak pernah dihargai.

Aku penasaran mengapa cinta yang begitu suci tumbuh di dalam hati yang tidak pernah benar-benar merasakan dicintai. Ini bukanlah bentuk keadilan bagiku, setidaknya, ataukah keadilan sedang menunggu waktu yang tepat?

Ini sulit dimengerti, mengapa kamu tidak memilih membenci? Mengapa malah memuji?

Sedang aku ribuan kali bukan dirimu. Jadi aku selalu bertanya, akankah aku menjadi dirimu yang tangguh itu, ataukah nanti kamu yang akan menjadi diriku yang lemah ini?

2018

Analisis Puisi:
Puisi "Mengapa Mencintai" karya A. Munandar merenungkan tentang kekuatan cinta yang tumbuh di tengah ketidakadilan, ketidaktahuan, dan ketidakmerasaan dicintai. Dalam puisi ini, penyair mencerminkan ketidakmengertian atas alasan seseorang tetap tegar dalam cinta meskipun dihadapkan pada ketidakadilan.

Cinta yang Tegar Meski Tidak Dicintai: Penyair menyuarakan kebingungannya atas keberanian seseorang yang dapat tetap mencintai, meskipun tampaknya tidak pernah merasakan cinta yang setara. Ia terheran-heran dan mungkin merasa tidak adil ketika melihat orang lain berkorban tanpa pernah menerima penghargaan yang setimpal.

Keajaiban Cinta dan Keadilan: Puisi ini merenungkan pada paradoks di mana orang yang mencintai tampak begitu kuat meskipun tidak mendapat cinta yang setara dalam balasan. Pertanyaan tentang keadilan, apakah keadilan akan datang pada saat yang tepat, menjadi sorotan. Penyair mempertanyakan mengapa orang yang tidak merasakan cinta yang setara masih memilih untuk mencintai dengan tulus dan bagaimana keadilan mungkin berperan dalam konteks ini.

Pertanyaan yang Membuka Kekuatan dan Kebijaksanaan: Dalam puncak puisi, penyair menyampaikan keraguan pribadinya terkait dengan kemampuannya untuk menjadi seseorang yang tegar dalam cinta. Ia merenungkan apakah dirinya dapat menjadi sekuat orang yang ia amati, atau apakah orang yang tegar itu yang akhirnya akan menjadi sosok seperti dirinya yang merasa lemah.

Puisi ini mengangkat pertanyaan yang dalam tentang cinta, keadilan, dan kekuatan batin seseorang dalam menjalani cinta, yang mungkin tidak selalu mendapatkan balasan seimbang. Ini juga mencerminkan keterkaitan antara kekuatan dan keraguan, serta harapan akan datangnya keadilan dalam konteks cinta.

A. Munandar
Puisi: Mengapa Mencintai
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.