Puisi: Cintaku Tiga (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Cintaku Tiga" karya Toeti Heraty menggambarkan pengalaman cinta dalam tiga dimensi berbeda yang dialami oleh penyair.
Cintaku Tiga


Cintaku tiga, secara kanak-kanak
        menghitung jari
kusebut satu per satu kini
Yang pertama serius dan dalam hatinya
        tidak terduga
Bertahun-tahun ku jadi idaman
Mesraku membuat pandangnya sayu mungkin
        ia merasa iba padaku
Ingin aku membenam diri, melebur
        dalam mesra rayu, iba dan sayu
Pandangnya yang begitu sepi, tapi
ia paling mudah untuk dikelabui –

Yang lain, berfilsafat ringan dan kesabaran
tak pernah kulepas ia dari pandangan
petuah orang, – lidah tidak bertulang –
        tak kupedulilkan karena ia
Kata-katanya tepat untuk setiap peristiwa
sesudah akhirnya mengecap bibirnya
        ia tinggalkan aku dan sesudah itu?
Ah, biasa saja, tak ada sesuatu terjadi
memang ia tidak begitu peduli –

Perlu kusebut yang ketiga, bukannya
        lebih baik dirahasiakan saja, karena
Ia datang hanya malam hari, engsel pintu pun
        telah diminyaki
Suaranya tegang, berat, menghela
        ke sorga tirai-ranjang
Pandang pesona tajam memaksa, akhirnya
        menghitung hari setiap bulan

Meskipun itu urusan nanti
Ketiga cinta yang aku miliki
        kapan kujumpai pada satu orang?

Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)


Catatan:
Puisi "Cintaku Tiga" ini pernah dimuat di Horison edisi Oktober, 1967. Namun di sana tidak diberi judul.

Analisis Puisi:
Puisi "Cintaku Tiga" karya Toeti Heraty menggambarkan pengalaman cinta dalam tiga dimensi berbeda yang dialami oleh penyair.

Pencitraan Kecintaan: Puisi ini memberikan gambaran tentang cinta dalam tiga dimensi yang berbeda. Setiap dimensi cinta diilustrasikan dengan karakter dan nuansa yang berbeda-beda, menyoroti pengalaman cinta yang berbeda pula.

Dimensi Pertama, Cinta yang Serius dan Menyayangi: Dimensi pertama merupakan cinta yang mendalam dan tak terduga. Di sini, penyair menunjukkan adanya perasaan yang tulus, mungkin menggambarkan cinta pertama atau cinta yang sangat dalam di masa lalu. Meski berakhir, kesan dari hubungan ini tetap memberikan rasa sayu dan iba yang tak terlupakan.

Dimensi Kedua, Cinta yang Filosofis dan Bersifat Ringan: Dimensi ini menggambarkan cinta yang lebih filosofis dan rasional. Pasangan cenderung memandang hubungan dengan cara yang lebih pragmatis dan kritis, mungkin sering kali mempertimbangkan saran dan nasihat dari orang lain.

Dimensi Ketiga, Cinta yang Intens dan Misterius: Dimensi terakhir menggambarkan hubungan yang intens dan misterius. Karakter yang muncul di sini cenderung memiliki aura tegang dan memaksa. Hubungan ini tampaknya menimbulkan kecemasan dan rasa ketidakpastian.

Pertanyaan Akhir: Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang mencerminkan ketidakpastian penyair mengenai temuannya pada cinta yang sepenuhnya memuaskan. Kehadiran ketiga dimensi cinta yang berbeda membuat penyair bertanya-tanya apakah akan pernah menemukan seseorang yang memenuhi segala dimensi cinta yang diinginkannya.

Puisi "Cintaku Tiga" secara keseluruhan menciptakan sebuah lukisan kehidupan penyair yang diwarnai oleh berbagai dimensi cinta, menyampaikan kebingungan serta keinginan untuk menemukan keselarasan dalam hubungan yang memuaskan.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Cintaku Tiga
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.