Puisi: Dua Wanita (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Dua Wanita" menggambarkan pertemuan antara dua wanita yang memiliki kehidupan yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan dalam kerumitan dan ...
Dua Wanita
(untuk Dewi Rais)


silakan-silakan masuk
senyum ringan dan berat isyarat
        – ada topeng di dinding belakang – 
rumah ini rumah terbuka, terbuka hatiku
lihatlah segala kembang-kembang di meja
        – telpon berdering, putuskan saja –
luas nyaman, kita dapat berdamai di sini
dekat anak-anak yang bermain di lantai
tanggalkan senjata perlengkapan hidup
        – keriuhan kota di luar pagar –
di sini luas, nyaman dengan hidangan di meja
dan saling terbuka dimulai pertaruhan kata
hidupmu, hidupku, warna meriah dalam
        corak kelabu dan endapan-endapan
lambayung-hitam dikibaskan dari baju
dan kabut wangi meliputi adegan
lingkaran berwarna meluncur, berputar antara
        cetusan, ungkapan, renungan
terpapar di meja, antara cangkir, kunci mobil
dan rencana yang tak jadi dilaksanakan
        – keriuhan kota di luar pagar –
rencana-rencana yang harus dikejar
sejam, sehari, nukilan hidup
        yang diperas sebentar ...

ah, sandiwara ini pun
sudah terlalu lama, bila
dua wanita bicara.


Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Dua Wanita" karya Toeti Heraty menggambarkan pertemuan antara dua wanita yang memiliki kehidupan yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan dalam kerumitan dan kepenuhan hidupnya.

Pertemuan Antar Dua Wanita: Puisi ini menggambarkan pertemuan intim antara dua wanita yang menggambarkan kedua pihak sebagai individu yang saling memahami dan menerima. Meskipun hidup mereka sangat berbeda, mereka menemukan kesamaan dalam kerumitan hidup.

Rumah Terbuka dan Ramah: Rumah dalam puisi ini digambarkan sebagai tempat yang terbuka, nyaman, dan ramah. Hal ini menunjukkan kesediaan mereka untuk saling menerima dan menyapa tanpa topeng atau sandiwara.

Dialog Antara Keseharian dan Kebimbangan: Puisi ini membahas dialog antara kehidupan sehari-hari, seperti suara telpon, keriuhan kota, dan rencana-rencana yang belum terlaksana, dengan kebimbangan dalam pikiran mereka. Meskipun hidup keduanya berbeda, mereka memiliki beban yang serupa.

Kerumitan dan Keraguan: Ada ungkapan kerumitan hidup yang berwarna kelabu dengan nuansa keluh kesah. Mereka saling berbagi renungan, ungkapan, dan nukilan hidup masing-masing yang diwakili oleh cangkir, kunci mobil, dan rencana yang tidak terlaksana.

Kesimpulan yang Terbuka: Puisi ini menutup dengan sebuah pertanyaan mengenai sandiwara yang terlalu lama saat dua wanita saling berbicara. Hal ini mengisyaratkan bahwa dialog, pertemuan, dan keterbukaan antara dua wanita ini penting dan membawa kedamaian dalam kehidupan yang serba rumit.

Secara keseluruhan, puisi "Dua Wanita" membawa kesadaran akan kompleksitas hidup dan keraguan yang dirasakan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menyoroti kekuatan dialog dan keterbukaan yang membawa kedekatan dan pemahaman di antara manusia.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Dua Wanita
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.