Puisi: Elegi Batanghari (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Elegi Batanghari" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan identitas lokal, sejarah, dan lingkungan dengan cara yang mendalam dan ...
Elegi Batanghari


Setelah berkali-kali merpati ingkar janji
kembali kukaji notasi “Negeri Sepucuk Jambi
Sembilan Lurah”
Anak-anak negeri ini gemar benar bersenam pagi
melukis mimpi-mimpi
berlari di atas aur-duri.

Aku berdiri merentang panjang jembatan ini
riak dan ombak berontak seperti kaligrafi
memusar dan melingkari adat-tradisi
derap sepatu politisi dan birokrasi.

Aku berlari seperti Acep Syahril yang nggigil
mindah nasib sendiri (ketika indonesia berlari)
Aku berlari seperti Ari meratapi dinasti Abunjani
aku berlari membawa-bawa nyeri
dan batanghari masih enggan berbagi.


Analisis Puisi:
Puisi "Elegi Batanghari" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya yang merangkum perasaan, pemikiran, dan pengamatan penyair terhadap sungai Batanghari di Jambi. Puisi ini menciptakan gambaran tentang sungai, sejarah, dan pengalaman penyair dalam suasana yang penuh makna.

Tema Sentral: Tema utama dalam puisi ini adalah sungai Batanghari, yang mencerminkan banyak aspek kehidupan, sejarah, dan identitas masyarakat setempat. Sungai ini digambarkan sebagai elemen yang hidup dan bermakna dalam kehidupan anak-anak negeri tersebut.

Perasaan yang Hidup: Puisi ini menggambarkan perasaan yang kuat, termasuk kesetiaan, rasa sakit, dan semangat perjuangan. Ketika merpati ingkar janji, itu mungkin mencerminkan pengalaman kekecewaan yang terus menerus, tetapi perasaan kesetiaan terhadap tanah air tetap kuat.

Semangat dan Identitas Lokal: Penyair menyoroti semangat anak-anak negeri ini yang senang berolahraga dan melukis mimpi-mimpi mereka. Ini menciptakan gambaran identitas lokal yang kental dan perasaan bangga akan daerah asal mereka.

Batanghari Sebagai Simbol: Sungai Batanghari menjadi simbol dalam puisi ini. Dalam sejarah dan kisah-kisah lokal, sungai ini seringkali menjadi saksi berbagai peristiwa penting. Batanghari adalah "riak dan ombak berontak seperti kaligrafi," yang menggambarkan perubahan dan dinamika dalam sejarah dan budaya.

Pembangunan dan Politik: Dalam baris "derap sepatu politisi dan birokrasi," penyair mungkin menggambarkan dampak pembangunan dan politik pada sungai Batanghari dan masyarakatnya. Perubahan yang dihadapi oleh sungai dan masyarakatnya, termasuk dinasti dan abad ke-21, juga terasa dalam puisi ini.

Kesadaran akan Lingkungan: Penyair merenungkan ketidakseimbangan antara perjuangan dan kesakitan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dan pembangunan. Ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan perlindungan lingkungan dan keberlanjutan sungai.

Puisi "Elegi Batanghari" karya Dimas Arika Mihardja adalah penggambaran perasaan, pengalaman, dan pemikiran tentang sungai Batanghari dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Puisi ini menggambarkan identitas lokal, sejarah, dan lingkungan dengan cara yang mendalam dan menginspirasi. Ini menciptakan nuansa refleksi yang dalam tentang bagaimana perubahan dan dinamika memengaruhi tempat-tempat yang penting dalam kehidupan kita.

"Puisi Dimas Arika Mihardja"
Puisi: Elegi Batanghari
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.