Puisi: Gelombang (Karya Widjati)
Puisi: Gelombang
Karya: Widjati
Gelombang (1)
Suara yang gemuruh bergelombang
Badai dan topan salju
Suara-suara kereta, suit angin
Pohon-pohon tumbang seakan-akan
Raksasa turun
Dari langit
Penumpangnya bermantal hitam
Berteriak-teriak memanggil dan memaki-maki
Tiga kali suara cambuk tiba-tiba meletus
Menggeletar di muka gerbang
Akupun roboh
Kemudian lalu sepi
Hanya sepi dan gelombang
Sepi yang gemuruh
Letusan-letusan di tikungan
Gelombang (2)
Engkau dengar?
Kudengar langkahnya yang mendekat
menepuk pundakku dan bertanya:
Berapa kira-kira umurmu?
Napasnya berat mendengus
Alamatkah ini ataukah ajal di luar kepala
Bukankah engkau telah lama wafat?
Alangkah dingin tanganmu yang dulu pernah kujabat
Demikian hangat. Adakah semuanya ‘kan mencatat?
Pasti, pasti semuanya kucatat, walau beku
Di bawah tumpukan puing-puing dan sajak!
Dan gelombang suara itu, alangkah
Ia memanggil-manggil nama serta usiaku
Ia melambaikan bendera hitam.
Margasari-Tegal, 1975
Karya: Widjati