Puisi: Kejujuran (Karya Arifin C. Noer)

Puisi "Kejujuran" karya Arifin C. Noer membahas pentingnya kejujuran dalam berpikir, berbicara, dan mengakui kesalahan.
Kejujuran


Kejujuran dalam berfikir dan mengutarakan segala nestapa
tak usahlah dikuatirkan akhirnya yang jahat memedihkan
Jangan sangsikan cahaya meski olehnya segala terang terbaca
selama tahu tatapan jernih mata anak-anak kita
tahu makna sejarah
dan tahu tanah air di mana penyair-penyair menyatakan cintanya
tiada habis-habisnya

Keterusterangan dalam berkata dan mengakui segala dosa
tak usahlah ditakutkan akibatnya yang jahat memerihkan
Keriuhan dunia dari kesibukannya yang tak pernah selesai
dalam memilih dan mengurai beragam nilai
cukup punya banyak maaf sebab Allah senantiasa mengerti
apa-apa yang bertolak dari kemesraan kasih
dan niat yang suci

Selamanya laksana kanak yang selalu melakukan kesalahan
dan selalu menerima tamparan sakit yang nyaman
dari sayang bapak tercinta
Terimalah segala kutuk yang bijaksana. Tawakal dan penuh pengertian

Insya Allah, kebudayaan yang tengah dibina
- meski tak luput di dukung dosa-dosa!
Niscaya akan menggembirakan kita
dengan bahagia.


***


Sekali lagi mengertilah makna ibadah
yakni pengakuan
Janganlah takut akan kutuk dunia
selama tahu cahaya
yang kini disangsikan pasti menanggalkan segala
pakaian kotor kita


Sumber: Horison (Desember, 1966)

Analisis Puisi:
Puisi "Kejujuran" karya Arifin C. Noer adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema kejujuran, pengakuan, dan pengampunan. Puisi ini membahas pentingnya kejujuran dalam berpikir, berbicara, dan mengakui kesalahan. Dalam puisi ini, penyair menyampaikan pesan bahwa kejujuran adalah kunci untuk meraih pengampunan dan bahagia.

Kebahagiaan melalui Kejujuran: Di bait pertama, penyair mengungkapkan bahwa kejujuran dalam berfikir dan mengungkapkan nestapa tidak perlu ditakutkan. Meskipun jalan kejujuran mungkin penuh dengan kesulitan dan penderitaan, akhirnya akan membawa kebahagiaan. Kejujuran adalah cahaya yang tidak pernah bisa diredam, dan mata anak-anak kita akan memahami sejarah dan cinta tanah air.

Pengampunan melalui Pengakuan: Bait kedua mempertegas bahwa pengakuan terhadap segala dosa juga tidak perlu ditakuti. Kebenaran harus diungkapkan tanpa rasa takut, bahkan jika dosa-dosa itu ada. Penyair menyatakan bahwa Allah senantiasa memahami niat yang suci dan niat untuk berdamai.

Pelajaran dari Anak-Anak dan Ayah: Penyair menggambarkan kita sebagai anak-anak yang selalu melakukan kesalahan dan menerima tamparan sakit yang nyaman dari sayang bapak tercinta. Hal ini menggambarkan pentingnya mendengar pelajaran dan mengambil pelajaran dari pengalaman.

Kebudayaan yang Dibina: Pada bagian akhir puisi, penyair menyatakan bahwa kejujuran adalah kunci untuk membangun kebudayaan yang lebih baik. Meskipun dosa-dosa ada, jika kejujuran ada, maka akan ada pengampunan dan kebahagiaan.

Makna dalam Ibadah: Puisi ini ditutup dengan mengingatkan pentingnya ibadah sebagai bentuk pengakuan. Penyair menyatakan bahwa kutukan dunia tidak perlu ditakuti selama kita memiliki cahaya dan pengakuan yang akan membersihkan kita dari dosa-dosa.

Puisi "Kejujuran" karya Arifin C. Noer menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya kejujuran, pengakuan, dan pengampunan. Penyair menekankan bahwa kejujuran membawa kebahagiaan, dan pengakuan tanpa takut membawa pengampunan. Ini adalah puisi yang merangsang pemikiran tentang etika dan moralitas, dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari kejujuran dalam hidup.

Puisi Arifin C. Noer
Puisi: Kejujuran
Karya: Arifin C. Noer

Biodata Arifin C. Noer:
  • Arifin C. Noer (nama lengkapnya adalah Arifin Chairin Noer) lahir pada tanggal 10 Maret 1941 di kota Cirebon, Jawa Barat.
  • Arifin C. Noer meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1995 di Jakarta.
  • Arifin C. Noer adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.