Puisi: Post Scriptum (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Post Scriptum" mengundang pembaca untuk merenungkan tentang cara kita berbicara tentang seksualitas, tubuh, dan ekspresi.
Post Scriptum

Ingin aku tulis
sajak porno sehingga
kata mentah tidak diubah
jadi indah, pokoknya
tidak perlu kiasan lagi
misalnya payudara jadi bukit,
tubuh wanita = alam hangat
senggama = pelukan yang paling akrab.

Yang sudah jelas
tulis sajak itu
antara menyingkap dan sembunyi
antara munafik dan jati diri.

1995

Sumber: Rahasia Membutuhkan Kata (2003)

Analisis Puisi:
Puisi "Post Scriptum" karya Toeti Heraty adalah sebuah karya puisi yang mengeksplorasi tema kesadaran seksual dan ekspresi dalam puisi. Puisi ini menyoroti konsep kejujuran dan ketulusan dalam berbicara tentang seksualitas dan tubuh manusia.

Kontroversi Seksual dalam Puisi: Puisi ini mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana seksualitas dan tubuh manusia dapat diungkapkan dalam puisi secara terbuka tanpa menggunakan kiasan atau bahasa metafora. Penulis mengusulkan untuk menulis "sajak porno" yang tidak mencoba menyembunyikan kata-kata atau bahasa kasar. Ini mengajak kita untuk memikirkan bagaimana puisi dapat menjadi alat ekspresi yang jujur dan terbuka.

Menyingkap dan Sembunyi: Dalam puisi ini, ada kontras antara "menyingkap" dan "sembunyi." Ini merujuk pada konsep bahwa seksualitas seringkali dianggap tabu atau harus disembunyikan dalam masyarakat. Namun, penulis ingin menunjukkan bahwa berbicara secara terbuka tentang seksualitas juga merupakan bentuk kejujuran.

Munafik dan Jati Diri: Puisi ini menyentuh konsep kejujuran dalam ekspresi diri. Penulis menyinggung ketidakjujuran atau kepura-puraan yang mungkin ada dalam pembicaraan tentang seksualitas. Menurut penulis, menulis "sajak porno" bisa menjadi cara untuk mengekspresikan jati diri dengan lebih tulus.

Konteks Sosial: Puisi ini juga mencerminkan konteks sosial di mana seksualitas seringkali dianggap sebagai topik tabu dan sulit untuk dibicarakan secara terbuka. Penulis mungkin ingin menggugah kesadaran tentang pentingnya berbicara terbuka tentang seksualitas dan tubuh manusia.

Dengan demikian, puisi "Post Scriptum" mengundang pembaca untuk merenungkan tentang cara kita berbicara tentang seksualitas, tubuh, dan ekspresi dalam puisi. Ini adalah sebuah karya yang mengeksplorasi konsep kejujuran dalam ekspresi diri dan mendorong kita untuk berpikir lebih dalam tentang cara kita berkomunikasi tentang topik-tabu seperti seksualitas.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Post Scriptum
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.