Puisi: Senja di Kotamu (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Senja di Kotamu" menggambarkan perasaan nostalgia, perubahan, dan ketidakpastian melalui gambaran kota yang berubah, kenangan yang cepat ....
Senja di Kotamu


Dari bandara yang pucat dan tua
taxi bergegas menyusuri jalan layang sepi di tepian kali
di kejauhan, hutan buatan yang kehilangan arah
letih, menggapai-gapai senja
gumpalan asap di kejauhan membentuk gambar-gambar hewan purba
dan tubuhmu yang telanjang kedinginan

Tercium aroma daging panggang dan aneka menu
yang tak kutahu namanya
juga keping-keping kenangan yang cepat mengusang

Di kelokan ke-tujuh, seekor anjing menyeberang
bayangnya tak terlihat lagi
pantulan sorot lampu di matanya
mengingatkanku pada janji yang kita buat, entah berapa tahun silam

Kadang perjalanan pulang, membawa kita pergi ke arah yang lain
apalagi segala rambu dan tanda
tanggal dikerkah cuaca

Di kotamu, tak bisa kubaca lagi teritori yang dulu kita
pancangkan bersama....


2009

Analisis Puisi:
Puisi "Senja di Kotamu" oleh Beno Siang Pamungkas menggambarkan suasana nostalgia dan perubahan dalam suatu kota melalui pengamatan seorang penutur puisi yang kembali ke kota yang dulu dikenalnya. Puisi ini menggambarkan perasaan tentang perubahan, kenangan yang hilang, dan ketidakpastian di tengah kota yang kini berbeda.

Gambaran Kota yang Berubah: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam kota melalui penggambaran bandara yang "pucat dan tua," hutan buatan yang "kehilangan arah," serta gambaran asap dan bangunan yang mungkin lebih modern. Ini menciptakan kesan bahwa kota telah mengalami transformasi signifikan sejak penutur terakhir kali berada di sana.

Kenangan yang Cepat Mengusang: Penyair menciptakan gambaran aroma daging panggang dan kenangan yang cepat mengusang. Ini mencerminkan perasaan nostalgia dan kerinduan akan masa lalu yang seolah-olah cepat menghilang.

Janji yang Dulu Dibuat: Puisi ini menggambarkan anjing yang menyeberang, mengingatkan penutur pada janji yang dibuat di masa lalu dan mungkin telah lama terlupakan. Janji ini menciptakan perasaan kerinduan dan penyesalan.

Perubahan Arah dan Ketidakpastian: Penyair menekankan pada perubahan arah dan ketidakpastian dalam perjalanan pulang. Hal ini dapat diartikan sebagai perubahan dalam hidup, di mana perjalanan pulang tidak selalu membawa kita ke tempat yang dikenal.

Hilangnya Teritori Emosional: Puisi ini menggambarkan bahwa penutur tidak lagi bisa "membaca teritori" yang dulu "pancangkan bersama." Hal ini mencerminkan hilangnya koneksi emosional dengan kota tersebut dan perasaan kebingungan tentang tempat yang kini berbeda.

Puisi "Senja di Kotamu" karya Beno Siang Pamungkas menggambarkan perasaan nostalgia, perubahan, dan ketidakpastian melalui gambaran kota yang berubah, kenangan yang cepat mengusang, dan penyesalan atas janji yang telah terlupakan. Puisi ini menciptakan suasana melankolis dan refleksi terhadap perubahan dalam hidup dan lingkungan.

Puisi: Senja di Kotamu
Puisi: Senja di Kotamu
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.