Analisis Puisi:
Puisi "Senja di Kotamu" oleh Beno Siang Pamungkas menggambarkan suasana nostalgia dan perubahan dalam suatu kota melalui pengamatan seorang penutur puisi yang kembali ke kota yang dulu dikenalnya. Puisi ini menggambarkan perasaan tentang perubahan, kenangan yang hilang, dan ketidakpastian di tengah kota yang kini berbeda.
Gambaran Kota yang Berubah: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam kota melalui penggambaran bandara yang "pucat dan tua," hutan buatan yang "kehilangan arah," serta gambaran asap dan bangunan yang mungkin lebih modern. Ini menciptakan kesan bahwa kota telah mengalami transformasi signifikan sejak penutur terakhir kali berada di sana.
Kenangan yang Cepat Mengusang: Penyair menciptakan gambaran aroma daging panggang dan kenangan yang cepat mengusang. Ini mencerminkan perasaan nostalgia dan kerinduan akan masa lalu yang seolah-olah cepat menghilang.
Janji yang Dulu Dibuat: Puisi ini menggambarkan anjing yang menyeberang, mengingatkan penutur pada janji yang dibuat di masa lalu dan mungkin telah lama terlupakan. Janji ini menciptakan perasaan kerinduan dan penyesalan.
Perubahan Arah dan Ketidakpastian: Penyair menekankan pada perubahan arah dan ketidakpastian dalam perjalanan pulang. Hal ini dapat diartikan sebagai perubahan dalam hidup, di mana perjalanan pulang tidak selalu membawa kita ke tempat yang dikenal.
Hilangnya Teritori Emosional: Puisi ini menggambarkan bahwa penutur tidak lagi bisa "membaca teritori" yang dulu "pancangkan bersama." Hal ini mencerminkan hilangnya koneksi emosional dengan kota tersebut dan perasaan kebingungan tentang tempat yang kini berbeda.
Puisi "Senja di Kotamu" karya Beno Siang Pamungkas menggambarkan perasaan nostalgia, perubahan, dan ketidakpastian melalui gambaran kota yang berubah, kenangan yang cepat mengusang, dan penyesalan atas janji yang telah terlupakan. Puisi ini menciptakan suasana melankolis dan refleksi terhadap perubahan dalam hidup dan lingkungan.
Karya: Beno Siang Pamungkas