Puisi: Kerut (Karya Mustiar AR)

Puisi "Kerut" karya Mustiar AR menggambarkan perasaan getir dan refleksi dalam melihat kerutan di wajah seseorang, mungkin ibu yang diwakili oleh ....
Kerut


Dalam kerutan wajah
Ketuan
Hitam legam
Ah getirnya hidupmu

Mak
Izinkan aku
Berkaca di dahimu itu.


2017

Analisis Puisi:
Puisi "Kerut" karya Mustiar AR menggambarkan perasaan getir dan refleksi dalam melihat kerutan di wajah seseorang, mungkin ibu yang diwakili oleh "Mak" dalam puisi ini. Puisi ini mengeksplorasi tema penuaan dan masa lalu yang tercermin dalam tanda-tanda penuaan di wajah.

Puisi dimulai dengan menggambarkan kerutan di wajah yang hitam legam. Kerutan ini menjadi simbol dari perjalanan hidup yang panjang, pengalaman yang telah dilalui, dan beban yang dipikul. Kerutan-kurutan ini mencerminkan jejak waktu yang terukir dengan jelas di wajah, menandakan usia dan perjalanan hidup yang telah dilalui.

Selanjutnya, puisi memanggil "Mak" yang mungkin melambangkan figur ibu atau tokoh yang memiliki pengalaman hidup yang panjang. Penyair memohon izin untuk melihat wajah ibu tersebut, menggunakan kerutan di dahinya sebagai cermin bagi dirinya sendiri. Melalui kerutan-kerutan itu, penulis ingin merenungkan pengalaman hidup ibu dan mungkin juga melihat dirinya sendiri dalam perspektif yang lebih luas.

Puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan yang penuh dengan pengalaman dan tanda-tanda penuaan yang tak terelakkan. Kerutan di wajah mencerminkan proses penuaan dan pengalaman hidup yang telah membentuk seseorang. Dengan memohon izin untuk "berkaca di dahimu itu," puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup, mengeksplorasi makna di balik kerutan-kerutan itu, dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.

Secara keseluruhan, puisi ini menghadirkan gambaran tentang kerutan wajah sebagai simbol perjalanan hidup dan penuaan. Melalui pengamatan ini, puisi mengajak kita untuk merenungkan arti dan kebijaksanaan yang terkandung dalam jejak-jejak waktu yang terukir di wajah seseorang, serta mempertanyakan makna hidup dan pengalaman yang telah kita jalani.

Puisi: Kerut
Puisi: Kerut
Karya: Mustiar AR
© Sepenuhnya. All rights reserved.