Puisi: Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu (Karya A. Rahim Eltara)

Puisi "Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu" mengajak pembaca untuk merenungkan kebesaran Tuhan, memperdalam hubungan spiritual mereka, dan meresapi ...
Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu

Ketika firman-Mu mengalun syahdu
Irama gendang dan kecapi putus pita suara
Runduk tunduk menyimak kemilau gema aksara-Mu
menuntun santun
Menyemai aqidah-menuai gerak ibadah
Merebut pijar pancaran kasih
Dari kobar obor alif-Mu.

Sumbawa, 2003

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu" karya A. Rahim Eltara adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman spiritual dan keagungan firman Tuhan. Dalam puisi ini, penyair menggunakan bahasa yang kaya dengan imaji dan metafora untuk menyampaikan pengalaman mendalam akan kehadiran Tuhan melalui firman-Nya.

Keindahan Firman Tuhan: Puisi ini menggambarkan keindahan dan keagungan firman Tuhan melalui metafora seperti "iram gendang dan kecapi putus pita suara". Metafora ini menunjukkan bahwa firman Tuhan memiliki kekuatan yang luar biasa, mampu memengaruhi dan mengubah suasana hati serta jiwa manusia.

Kehadiran Spiritual: Penyair mengekspresikan pengalaman spiritualnya melalui kata-kata seperti "runduk tunduk menyimak kemilau gema aksara-Mu". Ini menciptakan gambaran tentang seseorang yang merendahkan diri di hadapan kebesaran Tuhan dan meresapi makna yang terkandung dalam firman-Nya.

Panduan Menuju Kebaikan: Puisi ini juga menyampaikan pesan tentang panduan dan petunjuk yang diberikan oleh firman Tuhan dalam kehidupan manusia. Firman Tuhan "menuntun santun, menyemai aqidah-menuai gerak ibadah" menunjukkan bahwa firman-Nya merupakan sumber inspirasi dan pedoman bagi umat manusia untuk hidup dengan bermakna dan bermanfaat.

Cinta dan Kasih Tuhan: Penutup puisi menggambarkan bahwa firman Tuhan juga menciptakan cinta dan kasih yang mengalir dari-Nya. Kata-kata seperti "merebut pijar pancaran kasih dari kobar obor alif-Mu" menciptakan gambaran tentang cahaya kasih dan kehangatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat-Nya melalui firman-Nya.

Kecemerlangan Bahasa dan Metafora: Keindahan puisi ini juga terletak pada penggunaan bahasa yang indah dan metafora yang kuat. Penyair menggunakan kata-kata yang tepat dan metafora yang kuat untuk menyampaikan pengalaman spiritual dan keagungan firman Tuhan dengan cara yang menggugah perasaan.

Puisi "Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu" adalah sebuah karya sastra yang memukau dan penuh dengan makna. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan metafora yang kuat, penyair berhasil menggambarkan pengalaman spiritual dan keagungan firman Tuhan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kebesaran Tuhan, memperdalam hubungan spiritual mereka, dan meresapi makna yang terkandung dalam firman-Nya.

Puisi
Puisi: Ketika Firman-Mu Mengalun Syahdu
Karya: A. Rahim Eltara
© Sepenuhnya. All rights reserved.