Puisi: Memo Musim (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Memo Musim" karya Mustafa Ismail adalah sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, kegembiraan, kesedihan, dan makna yang terkandung ..
Memo Musim (1)

Apa yang kita dengar dari gemerisik angin
saat usia makin merimbun
adakah masa silam telah mematangkan
hari-hari kita
mengajari kita tentang banyak hal:
kegembiraan, air mata, dan hati yang pedih
menghadapi banyaknya persoalan
di bumi yang sakit

sebelum sempat beranjak, mari kita hening sebentar
memperhatikan langit: adakah wajah kita makin cerah
atau justeru makin berkabut
saat semuanya harus dipertaruhkan,
termasuk hati, juga kegembiraan orang lain,
dan mengubur kenangan-kenangan pahit
setelah kita menemukan rumah-rumah,
setelah kita lelap dengan berbagai menu di meja makan

apa yang kita petik dari perjalanan ini
dari berisik jalan raya, adakah kangen
setelah berabad-abad kita berlari
mengejar kota-kota
lalu lahir beribu kali: rupa penuh warna

adakah kita pahami kelahiran itu?

Jakarta, 6 Oktober 1997


Memo Musim (2)

Kita tulis kegirangan-kegirangan dalam buku yang lain
setelah pagi menyuguhkan air mata dan darah
yang kita seduh bersama kopi dan roti: menjadi bagian
kegembiraan kita tiap hari

lalu kita kutip nasib menjadi kegembiraan-kegembiraan kecil
sambil menyesali hari-hari gemerlap yang berlalu
tanpa sedikitpun kita beri tanda: hanya jejak-jejak kecil
bergaris dalam pandangan kita yang buram

sambil terus meyakini: pagi-pagi tetap akan menjelma halaman
dimana kau menari dengan bunga di tangan.

Jakarta, 14 Oktober 1997


Memo Musim (3)

Inilah ujian, katamu. Mewarnai kegembiraan kemarin
kau pun mengamit kabut membawa tidur dan menjadi mimpi-mimpi indah
yang selalu kau sematkan dalam hatiku setiap berangkat kerja
"ini adalah kebahagiaan yang tertunda," begitu selalu katamu.

Lalu aku pamit, dan pulang dengan tangan yang berdebu
bersama malam yang berkabut
"Perjalanan adalah kesabaran yang selalu harus kita ikhlaskan."
Kau pun menyelam di dadaku, sambil menghitung detak jantungku

"Perjalanan adalah ketekunan, doa serta puja-puji bagi-Nya."

Jakarta, 14 Oktober 1997

Analisis Puisi:

Puisi "Memo Musim" karya Mustafa Ismail adalah sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, kegembiraan, kesedihan, dan makna yang terkandung dalam pengalaman manusia.

Refleksi tentang Pengalaman Hidup: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman hidup yang telah dilalui. Dengan mempertimbangkan suara angin dan langit, penulis mencoba menyampaikan pentingnya merenung sejenak dalam kehidupan yang semakin rumit.

Kegembiraan dan Penderitaan: Puisi ini menyoroti perpaduan kegembiraan dan penderitaan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menunjukkan bahwa kegembiraan dan kesedihan adalah bagian alami dari perjalanan hidup manusia, seperti air mata dan darah yang dicampur dengan segelas kopi dan roti.

Pengertian tentang Kelahiran: Penyair juga merenungkan makna dari kelahiran dan perjalanan hidup. Ia bertanya apakah kita benar-benar memahami arti kelahiran dan pengalaman yang telah dilalui dalam kehidupan.

Penyelamatan dalam Kenangan: Puisi ini menggambarkan kenangan sebagai sumber kebahagiaan yang tersimpan di dalam hati. Meskipun hari-hari berlalu, kenangan akan tetap terjaga dalam ingatan dan menjadi bagian dari kegembiraan kita.

Kesabaran dan Ketekunan: Penyair menggambarkan perjalanan hidup sebagai ujian kesabaran dan ketekunan. Meskipun penuh dengan kabut dan kegelapan, manusia diajak untuk tetap bersabar dan tekun dalam menjalani setiap langkah hidupnya.

Kehadiran Spiritualitas: Puisi ini mencerminkan kehadiran spiritualitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penyair menegaskan bahwa perjalanan hidup adalah kesempatan untuk bersyukur, berdoa, dan menghormati Sang Pencipta.

Makna Perjalanan Hidup: Secara keseluruhan, "Memo Musim" adalah sebuah perenungan tentang makna perjalanan hidup, kegembiraan, dan ketekunan. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang mendalam, Mustafa Ismail mengajak pembaca untuk memikirkan arti sejati dari kebahagiaan dan penderitaan dalam perjalanan hidup manusia.

Puisi ini tidak hanya merupakan karya sastra, tetapi juga sebuah perenungan yang menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan hidup mereka dalam perjalanan mereka di dunia ini.

Puisi
Puisi: Memo Musim
Karya: Mustafa Ismail
© Sepenuhnya. All rights reserved.