Puisi: Tentang Kerelaan (Karya Doel CP Allisah)

Puisi "Tentang Kerelaan" karya Doel CP Allisah adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema tentang penerimaan dan kerelaan dalam menghadapi ....
Tentang Kerelaan


Relakan segala apa yang pernah kita rasakan, kepahitan dan segala nikmat adalah udara dalam nafas yang mengantar debu dan sakit ke dalam luas samudera hidup alu perasaan manakah yang selalu kau kenang, kau simpan sebagai wujud keenggananmu meninggalkan aku di trotoar pagi? Seharusnya tidak kita jadikan masa-masa itu sebagai rantai jiwa hingga kemana pun langkah berpaling.

(Pada kelapangan padang itu) ruang gerimis serta desau angin yang membawa resah melambungkan gairah surgawi mengapa tidak menerima takdir yang menggaris batas dengan jelasnya ? sejatinya kita berdamai dengan matahari dengan nurani yang telah mendewasakan generasi ke masa depan meninggalkan.

Padang itu dalam riuh hujan sepanjang musim seharusnya kita jalani hidup dengan kerelaan yang kita rebut untuk keyakinan dan biarlah bila hujan itu reda mega-mega melukis sketsa wajah (kau, aku) memandangnya dengan kelegaan dari sudut manapun kita berada!


Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Kerelaan" karya Doel CP Allisah adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema tentang penerimaan dan kerelaan dalam menghadapi berbagai pengalaman hidup, baik yang pahit maupun yang manis. Puisi ini merenungkan tentang arti penerimaan dan sikap kerelaan dalam menjalani perjalanan hidup yang penuh dengan perubahan dan tantangan.

Penggambaran Pengalaman Hidup: Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup dengan segala kepahitan dan kenikmatannya. Melalui frase "kepahitan dan segala nikmat adalah udara dalam nafas yang mengantar debu dan sakit ke dalam luas samudera hidup," penulis menggambarkan bahwa segala pengalaman, baik suka maupun duka, merupakan bagian integral dari keberadaan kita.

Makna Kerelaan dan Penerimaan: Puisi ini menyoroti makna penting dari kerelaan dan penerimaan terhadap segala yang terjadi dalam hidup. Penekanannya terlihat dalam baris "seharusnya tidak kita jadikan masa-masa itu sebagai rantai jiwa hingga kemana pun langkah berpaling." Penulis ingin mengajak pembaca untuk menerima masa lalu dan tidak membiarkan pengalaman buruk menjadi belenggu.

Hubungan Manusia dan Alam: Penulis mengaitkan pengalaman hidup dengan alam, seperti gerimis dan desau angin. Ini menciptakan hubungan emosional dan simbolis antara keadaan alam dan perasaan manusia. Alam digambarkan sebagai cerminan perasaan manusia dan tempat di mana manusia mencari kelegaan.

Penerimaan Takdir dan Keyakinan: Puisi ini menekankan pentingnya menerima takdir dan berdamai dengan kehidupan. Frase "sejatinya kita berdamai dengan matahari dengan nurani yang telah mendewasakan generasi ke masa depan" menunjukkan pentingnya memiliki pandangan positif terhadap kehidupan dan memahami bahwa penerimaan adalah kunci untuk berkembang.

Pesannya, bahwa kerelaan dan penerimaan akan membantu kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai. Meskipun hidup penuh dengan tantangan dan perubahan, sikap kerelaan membantu kita untuk melepaskan beban masa lalu dan melihat masa depan dengan keyakinan dan kelegaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti sejati dari kerelaan dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari.

Puisi: Tentang Kerelaan
Puisi: Tentang Kerelaan
Karya: Doel CP Allisah
© Sepenuhnya. All rights reserved.