Puisi: Asalku dari Hulu (Karya Fikar W. Eda)

Puisi "Asalku dari Hulu" karya Fikar W. Eda menggambarkan perjalanan hidup, perjuangan, dan refleksi tentang nilai-nilai kehidupan.
Asalku dari Hulu

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
ke hilir bersama arus sungai
membentur batu
pecah di tepi
angin menuliskan ceritanya
pada sehelai daun kering
tentang kegagalan anak kampung
merenggut mahkota kehidupan

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
menyeru-nyeru masa silam
dari jeratan masa depan
akan keangkuhan hati
membantah tatapan ayah
yang mengumanadangkan firman
dari masjid dekat rumah

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
menyeka mata itu yang perih
tapi masih saja mendoakan kebaikan
bagi sang anak

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
menangisi nasib pekat
para penimbun harta
yang tak lagi menyisakan zakat
dari ladang-ladang milik Tuhan

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
mengusap pundak istri tetangga
yang tak lagi menyimpan paha
dari tatapan jalang lelaki

Asalku dari hulu
menitis dari kesucian akar kayu
ke hilir bersama arus sungai
membentur batu
pecah di tepi
duhai
dimanakah kita kini
tiba-tiba aku ingin
bergegas kembali.

Banda Aceh, April 1992

Sumber: Rencong (2005)

Analisis Puisi:

Puisi "Asalku dari Hulu" karya Fikar W. Eda adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang asal-usul, identitas, dan perjuangan hidup.

Simbolisme Sungai dan Akar Kayu: Sungai dan akar kayu digambarkan sebagai sumber kehidupan dan keberlanjutan. Sungai melambangkan aliran waktu dan perjalanan hidup, sedangkan akar kayu melambangkan akar budaya, nilai, dan tradisi yang memberi kekuatan pada individu.

Perjalanan dari Hulu ke Hilir: Metafora perjalanan sungai dari hulu ke hilir mencerminkan perjalanan hidup manusia dari masa kecil hingga dewasa. Puisi ini menggambarkan tantangan, rintangan, dan perjuangan yang dihadapi dalam perjalanan kehidupan.

Perjuangan Anak Kampung: Penyair menggambarkan kegagalan anak kampung dalam meraih impian dan mengatasi tantangan kehidupan. Mereka berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik, namun sering kali dihadapkan pada hambatan dan kesulitan yang tak terduga.

Konflik Batin dan Keluarga: Puisi ini menggambarkan konflik batin individu dengan tradisi dan nilai-nilai yang diterima dari keluarga. Ada perjuangan antara keinginan pribadi dan harapan serta ekspektasi orang tua.

Pemikiran tentang Keadilan Sosial: Penyair menyentuh isu keadilan sosial dan kemanusiaan, seperti pembagian harta dan perlakuan terhadap sesama. Dia menyoroti ketidakadilan dalam masyarakat dan menyampaikan pesan tentang kepedulian dan empati terhadap sesama.

Kesadaran akan Kembali ke Akar: Puisi ini menggambarkan rasa keresahan dan keinginan untuk kembali ke akar, ke sumber kebijaksanaan dan keberlanjutan. Penyair merenungkan kehilangan dan kerinduan akan keaslian dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan.

Secara keseluruhan, puisi "Asalku dari Hulu" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan hidup, perjuangan, dan refleksi tentang nilai-nilai kehidupan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, Fikar W. Eda mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan tujuan hidup mereka sendiri.

Fikar W. Eda
Puisi: Asalku dari Hulu
Karya: Fikar W. Eda

Biodata Fikar W. Eda:
  • Fikar W. Eda lahir pada tanggal 8 Mei 1966 di Takengon, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.