Puisi: Berlabuh (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Berlabuh" karya Sulaiman Juned memicu refleksi tentang keberadaan, kehampaan, dan harapan manusia dalam menjelajahi lautan kehidupan.
Berlabuh

Setiap
teluk titip rindu. Anak
sampan telusuri laut
: kapan berlabuh
ah!

Banda Aceh, 2007

Analisis Puisi:

Puisi "Berlabuh" karya Sulaiman Juned adalah sebuah perjalanan emosional yang menggambarkan perasaan kehampaan, pencarian, dan harapan. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, penyair menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari pelabuhan dalam kehidupan yang penuh dengan gelombang dan perjuangan.

Metafora Lautan Emosi: Dalam puisi ini, laut diasosiasikan dengan kompleksitas emosi manusia. Teluk yang menjadi tempat titipan rindu melambangkan bagian dari hati yang penuh dengan kerinduan dan kehampaan.

Perjalanan Manusia: Penyair menggambarkan seorang anak yang menelusuri laut dengan sampan, mencerminkan perjalanan manusia dalam menjelajahi kehidupan. Sampan dan laut menjadi metafora bagi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan rintangan.

Pertanyaan yang Menggugah: Di baris "kapan berlabuh", penyair menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang kapan manusia akan menemukan pelabuhan dalam hidupnya. Pertanyaan ini mencerminkan pencarian akan makna dan tujuan hidup.

Perasaan Ah! yang Menggugah: Kata "ah!" yang muncul pada akhir puisi memberikan sentuhan emosional yang kuat. Ini menggambarkan kekecewaan, kehampaan, atau harapan yang terhimpun dalam hati yang sedang mencari kedamaian.

Keinginan untuk Berlabuh: Meskipun puisi ini menciptakan gambaran kesendirian dan pencarian yang tak berujung, namun juga menunjukkan keinginan manusia untuk menemukan tempat berlabuh, tempat di mana semua kegelisahan dan kerinduan dapat mereda.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun puitis, puisi "Berlabuh" menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari arti dan tujuan hidupnya. Puisi ini memicu refleksi tentang keberadaan, kehampaan, dan harapan manusia dalam menjelajahi lautan kehidupan.

Puisi
Puisi: Berlabuh
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.