Puisi: Catatan Cikini (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Catatan Cikini" karya Mustafa Ismail adalah sebuah pengamatan kritis terhadap aksi demontrasi dan perjuangan politik, serta pesan tentang ....
Catatan Cikini (1)
(- kepada kawan yang berdemontrasi)

Jalan ini miliki kita sayang, marilah kita tanam
bunga-bunga. Biarkan aku lewat
sambil menghirup wangi bunga itu dan mengingatmu
sebagai pahlawan.

Catatan Cikini (2)
(- kepada kawan yang pulang demontrasi sore itu)

Marilah kita simpan bau mulut yang tak sedap
dan suara-suara yang memutus tali persaudaraan
hidup kita tak bisa sendiri - ini hanya menunda mati
jangan biarkan Tuhan menangis menyaksikan kekalahanmu
menterjemahkan perjuangan.

Jalanan ini bukan tempat senda gurau, bukan pula
tempat menumpahkan kekesalan
aku junjung suaramu yang merdu, membelah langit nan kaku
tetapi jangan perlihatkan padaku sifat kanak-kanak
apalagi niat menjadi pahlawan

Pulanglah, kawan, dengan langkah paling mawar
pulang tanpa mencipta pertengkaran.

Cikini, Jakarta, 12 Mei 2000

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Cikini" karya Mustafa Ismail adalah sebuah pengamatan kritis terhadap aksi demontrasi dan perjuangan politik, serta pesan tentang pentingnya persatuan dan kesadaran dalam menghadapi perubahan sosial.

Simbolisme Jalan Cikini: Puisi ini menggunakan Jalan Cikini sebagai simbol perjuangan dan solidaritas. Jalan ini menjadi tempat bagi aktivitas para demonstran, serta tempat di mana ideologi dan semangat perubahan disalurkan.

Panggilan untuk Berjuang dengan Damai: Penyair mengajak para kawan untuk menanam bunga-bunga di jalan, menciptakan atmosfer damai dan keindahan. Ini mencerminkan keinginan untuk memperjuangkan tujuan-tujuan politik dan sosial dengan cara yang damai dan penuh kasih.

Peringatan akan Bahaya Pertikaian Internal: Puisi ini memperingatkan tentang bahaya konflik internal di antara para aktivis yang dapat melemahkan gerakan. Penyair menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di dalam gerakan tersebut, serta mengejar tujuan bersama tanpa terpecah belah.

Penegasan akan Keutuhan Perjuangan: Meskipun menghargai suara dan komitmen para kawan, penyair menekankan bahwa perjuangan bukanlah tentang pencitraan diri atau mencari kehormatan pribadi. Ia menegaskan bahwa perjuangan sejati adalah tentang mencapai tujuan bersama untuk kebaikan bersama.

Estetika Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, dengan kalimat-kalimat yang singkat dan tegas. Hal ini mencerminkan urgensi dan ketegasan dalam pesan yang disampaikan.

Pesan Kesatuan dan Kedamaian: Secara keseluruhan, puisi ini mengajak para aktivis untuk tetap bersatu dan menghadapi perjuangan mereka dengan kedamaian dan kesadaran. Pesan tersebut relevan dalam konteks perubahan sosial dan politik di mana konflik internal dan pertikaian seringkali mengancam keberhasilan gerakan tersebut.

Puisi "Catatan Cikini" karya Mustafa Ismail adalah pengamatan yang tajam tentang perjuangan politik dan sosial, serta sebuah panggilan untuk menjaga kesatuan dan kedamaian dalam mencapai tujuan bersama.

Puisi
Puisi: Catatan Cikini
Karya: Mustafa Ismail
© Sepenuhnya. All rights reserved.