Puisi: Episode Gurita Tua (Karya Sulaiman Juned)
Puisi: Episode Gurita Tua
Karya: Sulaiman Juned
Episode Gurita Tua
Menyambut Ramadhan
di sunyi gelap malam. Angin menusuk-nusuk
sukma. Gerimis tempias ke wajah semesta
satu mil mendekati Sabang. Tercatat sejarah
luka beribu anak-anak melautkan tangis
kehilangan penyangga. Beratus orang tua
melautkan darah - kehilangan cahaya mata.
Menyambut Ramadhan
di sunyi gelam malam. Aku berkaca
pada air mata menyaksikan Jimmy kehilangan kekasih
Dollah kehilangan ayah-ibunya
Brahim kehilangan Siti biji mata satu-satunya.
(o, Allah entah di sudut mana batu nisannya).
Menyambut Ramadhan
di sunyi gelap malam. Angin mendesaukan isyarat
Allah menegur kita
agar tak angkuh
Allah mengingatkan kita
agar tak sombong
Allah meminta kita
kembali pada garis-Nya.
(Kita ternyata tak mampu membaca alam).
Banda Aceh, 1996
Catatan:Gurita adalah kapal motor penyeberangan antara Banda Aceh-Sabang yang tenggelam dan menelan jiwa 3.350 jiwa korban meninggal dan hilang.
Puisi: Episode Gurita Tua
Karya: Sulaiman Juned