Puisi: Menjemput (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Menjemput" karya Sulaiman Juned menggambarkan kebingungan dan harapan yang melekat dalam pengalaman manusia, serta keinginan untuk menjemput ..
Menjemput

Ini laut tak bertepi
entah angin apa - riak apa - ombak apa
tak kuketahui. Semua hilang ingatku
yang ada melambai-lambai dari jauh
sebuah angin - sejentik rasa - segumpal rindu
dari jauh memandang jauh mendekat segala hati
itu laut terarungi lewat badai jemput amukan kalbu.

Banda Aceh, 1990

Analisis Puisi:

Puisi "Menjemput" karya Sulaiman Juned adalah perenungan mendalam tentang perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan kehilangan.

Gambaran Laut dan Keberadaan Manusia: Puisi ini dibuka dengan gambaran laut yang tak bertepi, sebuah metafora yang menggambarkan kehidupan yang luas dan tidak terbatas. Manusia diibaratkan sebagai kapal yang terombang-ambing di tengah gelombang kehidupan, tanpa arah yang pasti.

Kehilangan Identitas dan Keterasingan: Penyair menyampaikan perasaan kehilangan identitas dan keterasingan melalui ketidakmampuannya untuk mengenali angin, riak, dan ombak. Hal ini mencerminkan perasaan tersesat dan kebingungan yang sering kali dirasakan dalam perjalanan hidup.

Nostalgia dan Rindu: Ada elemen nostalgia dan rindu yang kuat dalam puisi ini. Angin, riak, dan ombak melambangkan kenangan yang melintas di benak penyair, yang terasa jauh namun mendekat dalam perenungannya. Rindu yang terwujud dalam segumpal perasaan menjadi penggerak dalam menemukan kembali diri.

Badai sebagai Tantangan Hidup: Metafora badai mencerminkan tantangan dan kesulitan hidup yang harus dihadapi. Namun, badai juga menjadi momen pembersihan dan kekuatan yang memungkinkan seseorang untuk menjemput ketenangan dan kebahagiaan.

Perjalanan Menuju Pemulihan: Meskipun puisi ini mencerminkan kebingungan dan kehancuran, ada juga upaya penyembuhan dan pemulihan yang tersirat. "Jemput amukan kalbu" menjadi sebuah panggilan untuk menyongsong kehadiran kedamaian dan kekuatan yang baru.

Secara keseluruhan, puisi "Menjemput" bukan hanya sebuah puisi tentang perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual dan emosional seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Sulaiman Juned dengan indah menggambarkan kebingungan dan harapan yang melekat dalam pengalaman manusia, serta keinginan untuk menjemput kembali arti dan makna dalam kehidupan yang terus berubah.

Puisi
Puisi: Menjemput
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.