Puisi: Nyanyian Kemiskinan (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Nyanyian Kemiskinan" karya Sulaiman Juned memprovokasi pembaca untuk merenungkan dan merasakan dampak dari kemiskinan melalui ....
Nyanyian Kemiskinan


Angin
nelusup menoreh luka
dalam kabut nanar mata berpuluh rencong 
berhulu di dada. Artikulasi termiskinkan
lewat pemerolehan pikiran berserakan di jalan-jalan.

Angin
membahasakan doa pada kaki langit kehilangan
tepi. Sementara rindu belum terjerang di atas tungku.

(Aku laporkan segala resah mengunci jiwa).


Yogyakarta, 2009

Analisis Puisi:
Puisi "Nyanyian Kemiskinan" karya Sulaiman Juned adalah sebuah karya sastra yang memprovokasi pembaca untuk merenungkan dan merasakan dampak dari kemiskinan melalui penggunaan gambaran alam yang kuat dan bahasa yang kaya.

Kemiskinan dan Penderitaan: Tema utama dalam puisi ini adalah kemiskinan dan penderitaan yang diakibatkan olehnya. Penyair menggunakan berbagai gambaran alam, seperti angin, kabut, dan langit kehilangan, untuk menggambarkan keadaan yang sulit dan penuh penderitaan yang dialami oleh individu atau komunitas yang hidup dalam kemiskinan.

Ketidakberdayaan dan Pemerolehan Pikiran: Dalam puisi ini, terdapat ungkapan tentang "pemerolehan pikiran berserakan di jalan-jalan." Ini mungkin merujuk pada ketidakberdayaan dan kebingungan yang dialami oleh individu yang hidup dalam kemiskinan. Mereka mungkin merasa tidak memiliki kendali atas kehidupan mereka dan terombang-ambing dalam keputusasaan.

Artikulasi Kemiskinan: Penyair menggunakan kata-kata untuk "artikulasi termiskinkan," yang menekankan bahwa kemiskinan memiliki bahasa dan suara sendiri yang unik. Ini mungkin mencerminkan bagaimana masyarakat yang miskin seringkali tidak memiliki platform untuk mengungkapkan penderitaan mereka dan berbicara tentang kondisi mereka.

Doa dan Harapan: Dalam puisi ini, angin digambarkan sebagai entitas yang "membahasakan doa pada kaki langit kehilangan." Ini mungkin merujuk pada harapan dan doa individu yang miskin untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Meskipun mereka hidup dalam penderitaan, masih ada keinginan dan impian untuk mengatasi kemiskinan.

Penderitaan dan Pelaporan: Pada akhir puisi, penyair menyatakan, "Aku laporkan segala resah mengunci jiwa." Ini mencerminkan perasaan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan terhadap kondisi kemiskinan. Penyair mencoba melaporkan atau menyuarakan penderitaan ini melalui puisi ini, memberikan suara bagi mereka yang terpinggirkan.

Puisi "Nyanyian Kemiskinan" adalah sebuah karya yang kuat dan mengesankan yang membahas tema kemiskinan dan penderitaan. Dengan menggunakan gambaran alam dan bahasa yang mendalam, penyair menciptakan atmosfer yang memungkinkan pembaca untuk merasakan emosi dan pengalaman yang terkait dengan kemiskinan. Puisi ini juga menggugah pembaca untuk merenungkan isu-isu sosial yang penting dalam masyarakat.

Puisi: Nyanyian Kemiskinan
Puisi: Nyanyian Kemiskinan
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.