Puisi: Peluklah Aku Wahai Kekasih (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Peluklah Aku Wahai Kekasih" menggambarkan rasa kehilangan, ketidakpastian, dan keinginan akan perdamaian dan kebahagiaan melalui metafora ...
Peluklah Aku
Wahai Kekasih


Peluk mesrai aku wahai kekasih
yang berjalan sendiri bersama kelam
tanpa suluh di tangan, tanpa apa-apa
semuanya hitam melekat pada raga.

Peluk mesrai aku wahai kekasih
yang menghempas ombak mengarungi samudera
tanpa nakhoda - tanpa petunjuk
ke haluan mana kemudi harus kuputar.

Peluk mesrai aku wahai kekasih
dalam alam saban hari terjerang kehausan
seperti hidup sesungguhnya bukan lagi hidup
laksana mati sebelum dimatikan.

Peluk mesrai aku wahai kekasih
agar dapat hidup lebih mesra di negeri lain
negeri yang dimeriahkan tetari bidadari
dan mengalungkan bunga sebagai janji bakti.

Peluk mesrai aku wahai kekasih
agar aku tak lagi melihat perseteruan
agar aku tak lagi menyaksikan peperangan
yang mengalirkan air mata, darah dan dendam.

(O, Allah damaikanlah hati saudaraku dari kebencian)


Banda Aceh, 1992

Analisis Puisi:
Puisi "Peluklah Aku Wahai Kekasih" karya Sulaiman Juned adalah sebuah ungkapan yang penuh dengan kesedihan, kekosongan, dan keinginan akan kedamaian. Dalam puisi ini, pengarang menggambarkan rasa kehilangan, ketidakpastian, dan keinginan akan perdamaian dan kebahagiaan melalui metafora yang kuat.

Kesendirian dan Kegelapan: Puisi ini diawali dengan permohonan untuk dipeluk oleh sang kekasih di tengah kegelapan yang melingkupi kehidupan. Ungkapan "tanpa suluh di tangan, tanpa apa-apa, semuanya hitam melekat pada raga" menggambarkan kesendirian yang dalam dan perasaan terperangkap dalam keadaan yang gelap.

Perjuangan dan Ketidakpastian: Penyebutan kehidupan yang "menjadi seperti hidup sesungguhnya bukan lagi hidup, laksana mati sebelum dimatikan" menggambarkan perasaan tidak pasti dan terombang-ambing dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan kebingungan.

Harapan akan Kedamaian: Pengarang mencurahkan keinginan akan kedamaian, kebahagiaan, dan kehidupan yang lebih baik di negeri lain yang indah, terlepas dari konflik dan perang yang menyedihkan yang dialaminya saat ini. Ungkapan "negeri yang dimeriahkan tetari bidadari dan mengalungkan bunga sebagai janji bakti" menggambarkan keinginan akan keindahan dan kedamaian yang kontras dengan kondisi saat ini.

Permohonan Pemulihan: Dalam penutup, terdapat permohonan untuk Allah untuk menyatukan hati yang terbelah oleh kebencian, menunjukkan kesedihan dan kerinduan akan perdamaian dan kesatuan di tengah perpecahan dan konflik yang menyakitkan.

Puisi "Peluklah Aku Wahai Kekasih" adalah sebuah puisi yang penuh dengan kesedihan, keinginan akan kedamaian, dan kekosongan. Sulaiman Juned menggambarkan perjuangan, kegelapan, dan keinginan akan kedamaian serta kehidupan yang lebih baik di tengah kondisi yang penuh dengan konflik dan perpecahan. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya kedamaian, kesatuan, dan kebahagiaan di tengah kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan perpecahan.

Puisi
Puisi: Peluklah Aku Wahai Kekasih
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.