Puisi: Pergi (Karya Iyut Fitra)

Puisi "Pergi" karya Iyut Fitra menggambarkan perasaan kehilangan, kepergian, dan perjalanan. Puisi ini mengeksplorasi perasaan kesepian, .....
Pergi


Kita hanya gerombolan burung-burung gundah, katamu seraya berkemas. Kaubawa segala yang pernah kauberi. Di hatiku kemarau tiba-tiba. Sebab hujan bermusim kita tampung kautuang ke dalam malam. Bila di selenting ranting pernah bersama adalah canggah-canggah terasa sepi, dan kau pun berjalan. Aku tak bertanya ke mana tujuan. juga tak berkata tentang luka ditinggalkan.

Kurasa kini ada palung yang kosong. Ada lorong-lorong kosong. Bila saja masih aku bernyanyi dendang lengang, adalah pucuk kehilangan tiada lerai. Gerombol burung-burung bercinta. Berpasang kicau-kicau lampau. Aku hanya sekejap-kejap singgah saat tua daun-daun ruruh. Aku akan berangkat mencari musim, seolah terngiang juga kata-katamu sebelum aku dilipat waktu.

Kini kau telah pergi. Tersebab itukah aku menanti?

Payakumbuh, 2009

Sumber: Kompas (Minggu, 18 Oktober 2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Pergi" karya Iyut Fitra menggambarkan perasaan kehilangan, kepergian, dan perjalanan. Puisi ini mengeksplorasi perasaan kesepian, kekosongan, dan ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan dengan jelas.

Kepergian dan Perasaan Hampa: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan proses kepergian, di mana orang yang disebut "kau" berkemas dan membawa segala yang dulu diberikan oleh penyair. Perasaan hampa dan kemarau tiba-tiba di hati penyair mencerminkan perasaan kehilangan yang mendalam akibat pergi.

Hujan sebagai Metafora Emosi: Baris "Sebab hujan bermusim kita tampung kautuang ke dalam malam" menggambarkan hujan sebagai metafora untuk kelebihan emosi dan perasaan yang tak bisa diungkapkan. Penyair menyimpan emosi dalam diri, seperti menampung hujan dalam malam.

Kenangan dan Kehilangan: Puisi ini menyinggung kenangan dan perasaan rindu akan masa lalu yang dihabiskan bersama. Ranting yang pernah bersamaan kini terasa sepi dan penyair merenung tentang kepergian tersebut.

Pencarian dan Kesendirian: Penyair menggambarkan perasaan kekosongan dan kesendirian setelah kepergian orang yang disebut "kau." Palung kosong dan lorong-lorong kosong mencerminkan perasaan hampa yang dialami penyair.

Perjalanan Mencari Makna: Penyair menyatakan bahwa ia akan berangkat mencari musim, mencari makna dan jawaban atas kepergian. Namun, perjalanan ini juga mencerminkan upaya untuk mencari diri sendiri dan mengatasi perasaan kehilangan.

Ketidakmampuan Mengungkapkan Perasaan: Puisi ini menunjukkan ketidakmampuan penyair untuk mengungkapkan perasaan dengan jelas. Penyair tidak bertanya tentang tujuan kepergian dan juga tidak menyatakan perasaan luka karena ditinggalkan.

Puisi "Pergi" karya Iyut Fitra adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan kehilangan, kesepian, dan ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan dengan jelas. Puisi ini menciptakan gambaran emosional tentang perjalanan batin dan pencarian makna setelah kepergian orang yang dicintai. Penyair mengeksplorasi perasaan hampa, kekosongan, dan ketidakmampuan untuk menemukan jawaban atas kehilangan tersebut.

Iyut Fitra
Puisi: Pergi
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir pada tanggal 16 Februari 1968 di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.