Puisi: Sawahlunto Erat Sekejap (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Sawahlunto Erat Sekejap" mengajak pembaca untuk merenungkan keajaiban dan kompleksitas kota yang sarat dengan cerita dan perjuangan hidup.
Sawahlunto Erat Sekejap

Sekejap larut di lembah - bukit memanjang
jauh. Semakin remang sayap malam
seperti kembali ke masa lalu
warisan sejarah abadi terjaga di perut kota;
lubang tambang batu bara
arsitektur kuno bernilai sejarah
lorong panjang meninggalkan
catatan tradisi keragaman budaya
melahirkan jejak perjuangan
hidup kuli-kuli tambang - tragis
penuh tragedi. Mereka adalah pahlawan.

Sekejap larut di gerbang kota
lembah - bukit erat menyambut memanjang
jauh. Lepas tak lepas menatap lekat wajah kota
membayang perjalanan masa silam
rindu belum lagi mau sembuh
menyaksikan peninggalan sejarah
kota tambang-memasuki masjid agung
bekas gudang mesiu. Patung pekerja saksi
bisu. Angin lembut semilir turun
menari-nari di atap rumah
mengantar ke pucuk kenangan.

Sekejap larut di lereng lembah - bukit memanjang
jauh. Silungkang menebar senyum kepada
pendatang. Selamat datang cinta
di sini ada songket di tenun jemari lentik
rasa hendak berpeluk erat tak mau pergi
dekapkan aku wahai kota yang dikalungi kawat
berduri di tubuhnya sejak abad dua puluhan.

Sekejap bersamamu - semakin remang sayap malam
menyapu kota mungil jiwa berganyut. Sayup
terdengar tembang nina-bobok menidurkan buyung di halaman
harum bunga kopi mengantar mimpi ke pintu surga
lembah - bukit memanjang jauh - izinkan aku sebentar
di sini merubah sabit jadi purnama.

Sawahlunto, 2002

Analisis Puisi:

Puisi "Sawahlunto Erat Sekejap" menggambarkan lanskap kota Sawahlunto yang sarat dengan sejarah dan kekayaan budaya. Penyair menggunakan lirik yang kuat untuk menggambarkan keindahan alam dan warisan sejarah yang terjaga di kota tambang tersebut. Sawahlunto diperkenalkan sebagai kota yang kaya akan peninggalan masa lalu, mulai dari lubang tambang batu bara hingga arsitektur kuno.

Tragedi dan Pahlawan: Dalam puisi ini, terungkap nuansa tragedi di balik kekayaan sejarah Sawahlunto. Kisah hidup kuli tambang, yang penuh dengan penderitaan dan tragis, diangkat sebagai bagian dari warisan kota. Mereka dianggap sebagai pahlawan yang melalui perjuangan hidup yang berat.

Kesetiaan dan Keindahan: Penyair menciptakan gambaran tentang kesetiaan dan keindahan kota Sawahlunto. Kota ini digambarkan sebagai tempat yang mempertahankan budaya dan tradisi warisan, namun juga memberi sambutan hangat kepada pendatang. Sentuhan cinta dan rasa rindu terhadap kota terwakili melalui gambaran Songket, bunga kopi, dan suasana malam yang tenang.

Masa Lampau dan Masa Kini: Puisi ini menunjukkan hubungan antara masa lampau dan masa kini Sawahlunto. Penyair memperkenalkan peninggalan sejarah kota dan perjalanan masa lalu, sementara juga menggambarkan bagaimana keindahan dan kekayaan budaya tersebut masih dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi "Sawahlunto Erat Sekejap" merupakan sebuah puisi yang memadukan kekayaan sejarah, tragedi, dan keindahan alam dari kota Sawahlunto. Penyair dengan mahir menyampaikan rasa rindu, kebanggaan, dan penghargaan terhadap warisan budaya dan sejarah kota tersebut. Dengan lirik yang indah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keajaiban dan kompleksitas kota yang sarat dengan cerita dan perjuangan hidup.

Puisi
Puisi: Sawahlunto Erat Sekejap
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.