Puisi: Tersingkir (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Tersingkir" karya Sulaiman Juned menggambarkan bagaimana perubahan budaya dan teknologi modern dapat menyebabkan perubahan dalam hubungan ....
Tersingkir

Gerimis
rubah rindu jadi benci
sakit di hati.

Gerimis
singkirkan peradaban 
televisi mengantar permusuhan ke rumah-rumah
mengaburkan arti persahabatan sejati. Pergaulan muda-tua-renta
terkontaminasi pemahaman kebebasan menghirup kabut.

(Kita diperbudak hidup dalam menghidupi hidup)

Padang Panjang, 2008

Analisis Puisi:

Puisi "Tersingkir" karya Sulaiman Juned merupakan refleksi tentang bagaimana perubahan budaya dan teknologi dapat mengubah hubungan sosial dan nilai-nilai manusia. Dengan gaya yang sederhana namun tajam, puisi ini menyoroti perubahan dalam hubungan interpersonal dan pengaruh media modern terhadap kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Gerimis: Gerimis dalam puisi ini digambarkan sebagai simbol perubahan dan ketidaknyamanan. Gerimis yang berangsur-angsur menjadi hujan mencerminkan perubahan suasana hati dan perasaan yang berkembang dari rindu menjadi kebencian. Hal ini mencerminkan dinamika emosional yang mungkin terjadi dalam hubungan manusia.

Peradaban dan Teknologi: Puisi menyoroti dampak negatif peradaban dan teknologi modern terhadap hubungan sosial. Televisi dianggap sebagai salah satu sumber permusuhan dan pembauran nilai-nilai yang mempengaruhi rumah tangga dan persahabatan sejati. Media modern seperti televisi mungkin telah mengaburkan pemahaman tentang nilai-nilai persahabatan dan kebebasan.

Kontaminasi Nilai-Nilai: Puisi menggambarkan bagaimana pergaulan antargenerasi (muda-tua-renta) telah terkontaminasi oleh pemahaman yang salah tentang kebebasan dan pengaruh media. Pengaruh media modern mungkin telah mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak, menyebabkan hilangnya nilai-nilai tradisional dan kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman masa lalu.

Pertanyaan tentang Hidup: Puisi ditutup dengan pernyataan yang mengejutkan, "Kita diperbudak hidup dalam menghidupi hidup", yang menunjukkan adanya pertanyaan mendasar tentang makna dan tujuan hidup. Ungkapan ini menyoroti perasaan terasing dan terjebak dalam rutinitas kehidupan modern, di mana individu mungkin merasa kehilangan arah dan makna dalam menjalani kehidupan mereka.

Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, Sulaiman Juned menggambarkan bagaimana perubahan budaya dan teknologi modern dapat menyebabkan perubahan dalam hubungan sosial dan nilai-nilai manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kemajuan teknologi dan pentingnya mempertahankan nilai-nilai tradisional dan hubungan sosial yang sehat.

Puisi
Puisi: Tersingkir
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.