Puisi: Senja (Karya Iyut Fitra)

Puisi "Senja" karya Iyut Fitra menggambarkan keindahan alam senja dan mengekspresikan perasaan romantis, kerinduan, dan kepekaan terhadap warna dan ..
Senja

Di antara halimun bersungkup. Dan jalan-jalan lengang tertutup gerimis. Adakah kaulihat pelangi melengkung? Ayun warna itu pernah membelai senja yang singkat di degup kita aku suka biru, seolah terasa lembah dan tenang. Di kesiurnya berubung capung dan burung berputar-terbang berendahan, mereka membawa musim arbei dan galah, katamu dengan mata bermanik. Kurasa ada kapal kecil tengah terapung dan berlayar entah ke mana. Sedikit ombak dan riak, selayang gelombang juga bimbang. Kulepaskan juga senyum untukmu. Meski tak kukatakan bahwa aku lebih suka warna ungu.

Pada senja yang lain aku di tepi pantai. Laut masih begitu biru. Langit juga begitu. Perahu-perahu nelayan yang berangkat. Lampu redup kedap-kedip. Ada dua tiga camar masih beriangan. Aku merasa tengah menunggu. Mungkin sebuah kapal kecil menuju pantai dengan tiang bergoyang-goyang. Bersama layar terkembang lebar. Dan di atasnya berdiri manja seorang perempuan senja. Bertatap sendu berselendang biru. Tapi tak akan kusampaikan padanya tentang aku yang lebih suka warna ungu.

Payakumbuh, 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Senja" karya Iyut Fitra adalah ungkapan keindahan alam senja yang diisi dengan nuansa warna, alam, dan perasaan yang mendalam.

Gambaran Alam Senja: Puisi ini dimulai perjalanannya dengan gambaran alam senja yang indah. Halimun yang bersungkup, jalan-jalan lengang yang tertutup gerimis, dan kehadiran pelangi yang melengkung menciptakan suasana magis senja.

Warna dan Nuansa: Penggunaan warna menjadi elemen penting dalam puisi ini. Warna biru dan ungu digambarkan dengan penuh rasa dan kepekaan, mewakili ketenangan, keindahan, dan kelembutan senja yang diceritakan dalam puisi ini.

Perasaan Romantis dan Kerinduan: Puisi ini juga menyiratkan perasaan romantis dan kerinduan yang dalam. Deskripsi perahu-perahu nelayan, lampu redup yang kedap-kedip, dan gambaran seorang perempuan senja yang menunggu dengan selendang biru menciptakan suasana kerinduan dan penantian yang menyentuh hati.

Kehadiran Warna Ungu: Warna ungu menjadi motif yang menarik dalam puisi ini. Meskipun tidak diungkapkan kepada perempuan senja, tetapi kecenderungan penyair untuk menyukai warna ungu menambah dimensi ke dalam puisi dan memberikan sentuhan keintiman pada pengalaman senja yang dijelaskan.

Simbolisme Kapal: Kapal kecil yang tengah berlayar menuju pantai dengan tiang yang bergoyang-goyang dan seorang perempuan senja di atasnya menjadi simbol perjalanan, kehidupan, dan keindahan yang terus berlanjut dalam kehidupan.

Penutup yang Menyentuh: Puisi ini ditutup dengan nada yang menyentuh, menggambarkan keraguan untuk menyampaikan preferensi warna kepada perempuan senja, tetapi menggambarkan perasaan yang dalam dan intim.

Dengan demikian, puisi "Senja" karya Iyut Fitra menggambarkan keindahan alam senja dan mengekspresikan perasaan romantis, kerinduan, dan kepekaan terhadap warna dan alam dengan indah dan puitis.

Iyut Fitra
Puisi: Senja
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir pada tanggal 16 Februari 1968 di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.