Puisi: Kasidah Pengantin (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Kasidah Pengantin" menggambarkan pernikahan yang sederhana, bahkan terlihat sunyi, serta perjalanan hidup yang keras dan penuh dengan ...
Kasidah Pengantin


Tak perlu menyesal atas perkawinan sunyi ini
Kita akan turun di jalan-jalan
Memunguti nasib, atau mengalir saja
Di atas sungai waktu
Tataplah langit yang terbelah
Oleh teriakan-teriakan malam kita
Jalanan menjadi pertikaian bagi keringat
Serta airmata. Di trotoar
Kita tak pernah merasa siapapun
Tanpa uang logam terjepit di tangan
Dalam kemlaratan kita menjadi kaya fantasi
Dan kini hari bernyanyi bagi kesialan nasib
Serta kesangsian. Mencoretkan sajak cinta
Atau luka pada tembok-tembok berlumut

Tak ada yang perlu disesalkan
Kita hanya bersajak bagi lapar abadi
Setelah sembunyi dari kejaran kota dan derita
Bayangan kita berpeluk
Di bawah jembatan kereta api
Tak perlu disesalkan
Hari-hari akan berlari meninggalkan
Kita terseok-seok dan kaki berdarah
Di depan pun sampah-sampah berkibaran
Tapi tak perlu menyesali
Perkawinan sunyi ini

Habis kita kubur kesepian di jalan raya
Di rel kereta api dan gang-gang kumuh
Kita kenakan baju siang
Dengan doa serta airmata
Dan jika malam menjemput
Kemlaratan kembali menjerit
Seperti teriakan-teriakan kereta api
Yang mengerang, memekikkan pertempuran
Hati dan darah
Di mana segala dimulai
Dan diakhiri di dalamnya

Dan tak perlu menyesali
Perkawinan sunyi ini
Setelah jalanan merampas nasib
Setelah semua mengalir saja
Tataplah langit yang terbelah
Di bawahnya bayangan kita kembali berpeluk
Di bawah jembatan kereta api
Dilindas masasilam dan masadepan
Pecah di permukaan sungai waktu.


1990

Analisis Puisi:
Puisi "Kasidah Pengantin" karya Abdul Wachid B. S. adalah karya yang menggambarkan pernikahan yang sederhana, bahkan terlihat sunyi, serta perjalanan hidup yang keras dan penuh dengan kehidupan jalanan.

Pengalaman Pernikahan Sederhana: Puisi ini mencerminkan pernikahan yang sederhana dan tidak terlalu meriah. Sebuah gambaran kehidupan sederhana, di mana kebahagiaan bukanlah hasil dari kemewahan, tetapi lebih pada pengalaman hidup bersama dalam situasi apapun.

Realitas Kehidupan Jalanan: Penyair menggunakan gambaran jalanan sebagai metafora dari kehidupan. Jalanan yang keras dan penuh dengan pertempuran, keringat, serta kesedihan, menjadi simbol dari kehidupan yang keras dan tak terduga.

Kehidupan sebagai Perjalanan: Puisi ini menyampaikan bahwa kehidupan adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan. Namun, meskipun penuh dengan ketidakpastian, pengaruh masa lalu tetap ada dalam setiap langkah yang diambil.

Penggambaran yang Realistis: Penyair menyajikan sebuah gambaran realistis tentang hidup, di mana kebahagiaan tidak selalu bersinar, dan ada kehidupan yang keras di balik tirai kemewahan yang tampak.

Pesan tentang Kebahagiaan dan Kesedihan: Puisi ini menyampaikan pesan bahwa kehidupan menghadirkan kebahagiaan seiring dengan kesedihan. Meskipun kehidupan dapat keras dan tak pasti, ada nilai yang bisa diambil dari pengalaman hidup.

Puisi "Kasidah Pengantin" adalah sebuah puisi yang menggambarkan pernikahan yang sederhana dan realitas hidup jalanan yang keras. Penyair mengekspresikan pesan tentang kehidupan sebagai perjalanan yang penuh dengan tantangan, kesedihan, dan kebahagiaan. Meskipun hidup dalam keadaan sunyi dan sederhana, terdapat keindahan dan kearifan yang dapat diambil dari pengalaman hidup.

Puisi
Puisi: Kasidah Pengantin
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.