Orang Terusir Disambut Senja
Orang tak berumah Tuhan teriak, “surga! surga!”
dari jalan itu
kau melenggang ke lorong jiwa
kau orang terusir disambut senja
Tuhan!
matahari menghambur ke nadi bumi memeluknya
lewat ada gaung bedug malam
menandai mulainya tarian demi tarian temu
adakah ia penyair?
sebuah kota kian membesar, menikam masakecil
tapi kata tak mati-mati
ada ruh selalu ditiupkan di maknanya
kau orang tak berumah saja, telah jelajah hutan baja
yang minta senyap teman seperjalanan
Tuhan! ribuan daun kemarau habis menamparnya
dan ketika ia disambut senja, disembunyikan malam
“bulan! jadilah kau kue tart, kan kukasih tangan
muka kotor yang berderet di trotoar”
rembulan menyusup di hatinya seperti matahari
tak ada bunga surga di mulutnya, tapi
beribu telunjuk tahiyat menundukkan istana.
1988
Puisi: Orang Terusir Disambut Senja
Karya: Abdul Wachid B. S.