Puisi: Pulang (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Pulang" karya Sulaiman Juned menggambarkan perasaan kembali ke rumah, menghadapi kehidupan sehari-hari, dan merayakan kebersamaan di kampung ..
Pulang
(- bagi penyair Mustafa Ismail)


Sudah waktunya kita pulang. Mengetuk
pintu menata pekarangan rumah dengan cinta
gerimis masih mengurung perjalanan.

Sudah waktunya kita pulang. Mengusir
pipit sedang makan padi muda agar tak menghitung
nama-nama di koran pagi dalam warung kopi. Lalu
menggantikan dengan pertunjukan seudati selepas panen.

Sudah waktunya kita pulang. Rakyat
di kampung menjawab keraguan sendirian. Kita
harus menggantikan warna hitam jadi putih antar ke pintu surga
(mari jemput waktu agar abadi segala kisah).


Padang, 2001

Analisis Puisi:
Puisi "Pulang" karya Sulaiman Juned menggambarkan perasaan kembali ke rumah, menghadapi kehidupan sehari-hari, dan merayakan kebersamaan di kampung halaman.

Simbolisme Waktu: Baris "Sudah waktunya kita pulang" dapat diartikan secara harfiah sebagai panggilan untuk kembali ke rumah, namun juga memiliki makna mendalam tentang kembalinya waktu dan pengalaman. Waktu di sini dapat menjadi simbol perjalanan hidup dan pengalaman yang membentuk seseorang.

Pulang ke Rumah: Motif pulang ke rumah merupakan tema sentral dalam puisi. Proses mengetuk pintu, menata pekarangan, dan menghadirkan cinta dalam pekerjaan tersebut menciptakan gambaran tentang kehangatan dan kedamaian di rumah.

Gerimis dan Atmosfer: Keberadaan gerimis dalam puisi menciptakan suasana yang lembut dan penuh kenangan. Gerimis menjadi latar yang memperkuat perasaan nostalgia dan keterhubungan dengan alam, menciptakan kesan keakraban dengan lingkungan.

Mengusir Pipit: Mengusir pipit yang sedang makan padi muda adalah gambaran tindakan untuk menjaga kesuburan dan kelimpahan hasil panen. Ini bisa diartikan sebagai tanggung jawab untuk merawat dan melindungi sumber daya alam.

Pertunjukan Seudati: Pergantian pipit dengan pertunjukan seudati selepas panen menunjukkan perpindahan dari rutinitas sehari-hari ke momen hiburan dan perayaan. Seudati sebagai bentuk seni tradisional juga mencerminkan kekayaan budaya di kampung halaman.

Rakyat di Kampung: Baris "Rakyat di kampung menjawab keraguan sendirian" mungkin merujuk pada rasa kerinduan dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang dijawab oleh kehidupan di kampung halaman. Pulang ke kampung menjadi jawaban bagi rasa keraguan dan ketidakpastian.

Antara Hitam dan Putih: Penggantian warna hitam dengan putih antar ke pintu surga menciptakan gambaran transformasi spiritual. Ini bisa diartikan sebagai perubahan dari kegelapan menuju kecerahan atau kebersihan sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Jemput Waktu agar Abadi Segala Kisah: Puisi ini ditutup dengan ungkapan yang memiliki nuansa keagamaan, mengajak untuk menjemput waktu agar segala kisah menjadi abadi. Hal ini bisa diartikan sebagai harapan akan keberlanjutan dan makna yang abadi di dalam perjalanan hidup.

Puisi "Pulang" karya Sulaiman Juned menggambarkan keindahan pulang ke kampung halaman, mengeksplorasi tema-tema seperti nostalgia, kebersamaan, dan keberagaman budaya. Dengan menggunakan gambaran alam, kegiatan sehari-hari, dan simbol-simbol kehidupan, puisi ini memberikan pengalaman yang mendalam dan merenung.

Puisi
Puisi: Pulang
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.