Analisis Puisi:
Puisi "Senja Susut dan Wajahmu" karya Abdul Hadi WM mengeksplorasi tema-tema seperti kesendirian, refleksi, dan kehilangan dalam suasana senja yang suram.
Senja sebagai Metafora Kehilangan: Senja dalam puisi ini digambarkan sebagai momen di mana cahaya meredup dan hari berakhir. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai metafora kehilangan atau akhir dari sesuatu yang berarti bagi pelaku dalam puisi.
Kesendirian dan Refleksi: Penggunaan kata "Aku sendiri sayang" menyoroti kesendirian yang dirasakan oleh pelaku. Senja yang meredup menciptakan suasana yang memungkinkan untuk refleksi diri, di mana pelaku merenungkan pengalamannya sendiri dan perasaannya yang terisolasi.
Kesedihan dan Rindu: Ada sentuhan kesedihan dan rindu dalam puisi ini, terutama ketika pelaku mencari-cari jejak kehadiran orang yang dicintainya. Hal ini tercermin dalam pengamatan terhadap wajah yang tenggelam dan perjalanan jauh yang telah dilalui oleh orang yang dicintainya.
Perasaan Tertegun dan Terpaku: Kata-kata seperti "tertegun" dan "mencari kerdip caya pada mataku" mengekspresikan perasaan terpaku dan kebingungan. Pelaku merasa terhenti dan terkagum-kagum oleh keadaan yang mengejutkan, seperti wajah yang menyusut dan ketiadaan orang yang dicintainya.
Imaji Senja dan Gerimis: Senja dan gerimis digunakan untuk menciptakan suasana yang suram dan penuh rasa kehilangan. Gambaran ini menambahkan lapisan emosional pada pengalaman pelaku, menciptakan suasana yang gelap dan mendalam.
Puisi "Senja Susut dan Wajahmu" secara efektif mengeksplorasi tema-tema kehilangan, kesendirian, dan refleksi dalam suasana senja yang suram. Dengan penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah emosi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan yang mendalam dan momen-momen yang menyentuh dalam kehidupan manusia.
Karya: Abdul Hadi WM
Biodata Abdul Hadi WM:
- Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
- Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.