Puisi: Biji (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Biji" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perjalanan cinta dengan cara yang metaforis dan mendalam. Melalui alam dan transformasi biji ...
Biji


Biji cinta yang dipatuk oleh burung itu terjatuh di
sebuah taman
ketika kau aku saling pandang berlama-lama
setelah pencarian bertahun-tahun melewati lembah dan
gurun
akhirnya kau aku kejatuhan lagi biji cinta itu
bertemu di sini, di sebuah taman lain
biji cinta itu lekas-lekas mengubah dirinya menjadi
sebatang pohon yang
disuburkan oleh musim hujan dan
nafas kau aku yang begitu gemuruh
ketika terik matahari pohon itu memberi kesejukan
ketika hujan setidaknya ia tidak menjadikan kau aku
lapuk
dan ketika malam purnama ia memberi ruang kau aku
untuk bercinta
tetapi... tetapi...
kau aku lupa siapa pemilik taman ini?


Yogyakarta, 29 November 2013

Analisis Puisi:
Puisi "Biji" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang penuh dengan metafora dan makna mendalam. Puisi ini membawa pembaca melalui perjalanan cinta yang bermakna, menggunakan elemen-elemen alam dan simbol-simbol yang kuat.

Metafora Biji Cinta: Biji cinta dalam puisi ini dapat diartikan sebagai benih cinta atau perasaan yang tumbuh di dalam hati. Patukan burung menjadi gambaran tantangan atau rintangan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan cinta.

Pencarian yang Bertahun-tahun: Baris "setelah pencarian bertahun-tahun melewati lembah dan gurun" memberikan nuansa epik pada perjalanan cinta. Pencarian panjang ini menciptakan ketegangan dan keindahan pada saat yang bersamaan.

Pertemuan di Sebuah Taman: Taman sebagai lokasi pertemuan menciptakan citra damai dan indah. Taman sering kali diasosiasikan dengan keindahan, ketenangan, dan kehidupan yang subur, menciptakan latar yang cocok untuk kisah cinta.

Transformasi Biji Menjadi Pohon: Transformasi biji cinta menjadi pohon menjadi simbol pertumbuhan dan perkembangan hubungan. Pohon yang disuburkan oleh musim hujan menciptakan metafora kebahagiaan dan kelimpahan dalam hubungan cinta.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini mengaitkan unsur-unsur alam, seperti hujan, matahari, dan purnama, dengan perkembangan hubungan cinta. Ini menunjukkan bahwa hubungan cinta memiliki dinamika yang sejalan dengan siklus alam.

Pertanyaan Identitas Pemilik Taman: Pertanyaan "kau aku lupa siapa pemilik taman ini?" menimbulkan rasa penasaran dan misteri. Ini mungkin mencerminkan ketidakpastian dalam hubungan, di mana aspek pemilik taman dapat menjadi simbol kepemilikan dan keterikatan.

Penyampaian Emosi yang Intens: Puisi ini membangun suasana emosional yang intens, terutama dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan perasaan yang kuat. Hal ini menciptakan kedalaman dan daya tarik pada puisi.

Pertanyaan Reflektif: Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung dengan pertanyaan yang diajukan pada akhirnya. Pertanyaan ini mungkin merujuk pada kebingungan atau ketidakpastian dalam hubungan yang telah dibangun.

Puisi "Biji" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perjalanan cinta dengan cara yang metaforis dan mendalam. Melalui alam dan transformasi biji menjadi pohon, puisi ini menciptakan gambaran yang indah tentang pertumbuhan dan perkembangan hubungan. Pertanyaan reflektif pada akhir puisi menambah dimensi misteri dan merangsang pemikiran pembaca.

Puisi
Puisi: Biji
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.