Puisi: Kasidah dari Negeri Hijau Mimpi (Karya Abdul Wachid B. S.)

Dengan menggabungkan elemen-elemen puitis, simbolisme alam, dan pesan spiritual, Abdul Wachid B. S. berhasil menciptakan puisi yang memikat dan ...
Kasidah dari Negeri Hijau Mimpi


Sebuah pematang lurus ke senja
ke kedalaman jiwa
di mana matahari membiaskan impian-
impian pelangi, hingga ke cakrawala

di situlah negeriku
di mana para pejalan
sunyi, memetik mawar hari-hari yang
menyimpan keharuman masadepan yang
tak kunjung hilang
lewat hutan tanda
di mana orang dating orang pergi memanah
harapan dan bintang, pada sayap burung-
burung yang mabuk cahaya
sebab negeriku bangkit dari kehijauan yang
tumbuh dari senyuman, sampai ke matahari

dan o, telah kugelar negeriku
sampai mimpi-mimpi pelangi
hingga ladang-ladang batinku
dan kutanam doa di situ
dengan keringat dan airmata
sebab negeriku hijaunya tumbuh
dalam mimpi.

1992

Analisis Puisi:
Puisi "Kasidah dari Negeri Hijau Mimpi" menghadirkan gambaran puitis tentang sebuah negeri yang penuh dengan kehijauan dan impian-impian.

Imaji Alam dan Keindahan: Penyair membentangkan pematang lurus menuju senja sebagai metafora untuk perjalanan spiritual ke dalam diri dan ke kedalaman jiwa. Matahari yang membiaskan impian sebagai pelangi menciptakan gambaran tentang keindahan dan kecerahan di dalam pikiran.

Simbolisme Pelangi dan Harapan: Pelangi sering diartikan sebagai simbol harapan dan keberagaman. Penyair menggunakan pelangi untuk merujuk pada keberagaman dan keindahan masa depan yang cerah. Ladang-ladang batinku yang ditanam dengan doa menciptakan gambaran tentang pertumbuhan spiritual dan harapan yang tumbuh dari upaya dan pengorbanan.

Metafora Senyuman dan Harapan: Menghubungkan senyuman dengan kehijauan dan kehidupan yang tumbuh menciptakan suasana yang positif dan penuh kegembiraan. Senyuman dijadikan lambang kebaikan dan kebahagiaan yang hadir dalam negeri tersebut.

Pemandangan Alam Sebagai Perjalanan Spiritual: Pemandangan alam, seperti hutan dan ladang, digambarkan sebagai tempat-tempat di mana orang bergerak, memanah harapan dan bintang. Ini menciptakan citra perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup di dalam kehidupan.

Puitis dan Kesejajaran: Puisi ini dipenuhi dengan penggunaan bahasa yang puitis dan kesejajaran struktural. Setiap baris menciptakan serangkaian citra yang mendalam dan saling melengkapi untuk menyampaikan pesan puisi dengan keindahan dan keharmonisan.

Kekuatan Kata dan Doa: Penggunaan kata-kata yang kuat dan doa sebagai elemen penanaman di ladang-ladang batinku menyoroti kekuatan doa dalam mengarahkan dan membentuk masa depan yang diimpikan.

Dengan menggabungkan elemen-elemen puitis, simbolisme alam, dan pesan spiritual, Abdul Wachid B. S. berhasil menciptakan puisi yang memikat dan memberikan gambaran tentang negeri hijau yang subur dalam mimpi dan harapan. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang perjalanan batin, keindahan alam, dan makna hidup yang dapat ditemukan di dalamnya.

Puisi
Puisi: Kasidah dari Negeri Hijau Mimpi
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.