Puisi: Matahari Tua (Karya Abdul Wachid B. S.)
Puisi: Matahari Tua
Karya: Abdul Wachid B. S.
Matahari Tua
Oleh matahari maghrib itu
Daun-daun membikin kilauan mahkotanya
Semesta beranjak dalam doa
Lelaki berparit mata itu menuju jalan pulang
"Selamat bermimpi, matahari, di ranjang
Semesta yang tak pernah mimpi!"
Demikianlah hatinya
Ada daun tumbuh, ada juga daun jatuh kembali
Ke bumi, awan jingga memberat
Jarum jam melesat, mengenai usia yang mendekat
Lalu adzan menyeru, syamsu turut sujud
Ia dan istri pun sujud
"Inna shalati wa nusuki wa mahyaaya
Wamamaati lillahi rabbil 'aalamiin"
Dan jika berdua bercengkerama, tentang siang
Membelah kayu bakar buat ke pasar
Istri makin mengerut mata diasapi dapur
Tak cukupkah tahun muda sesak kerja?
Tapi apa kata keduanya :
"Semesta saja bergerak
Kerja dalam kediamannya
Ada tertulis di daun-daun, ayat itu
Siang menghamburlah ke bumi menemui rizki
Malam menjagai mata tasbih
Tapi bukankah ini telah semusti?"
Hanya batu-batu saksi bisu
Atas semua itu
Tapi di pundaknya
Ada yang mencatat lamat-lamat
Meski tak terbaca mata kasad.
1995
Karya: Abdul Wachid B. S.