Hai Bro ...
rambut boleh saja dipotong
tetapi setiamu kepada puisi
tidak pernah omong kosong
tersebab puisi bagimu: api!
kakimu kaubawa pergi-pergi
hatimu tidak mau berbagi
lantaran terlanjur terucap
hatimu takkan jatuh tertancap
malam purnama turun bidadari
entah kahyangan atau taksi
tak perlu peduli bikin keki
purnama pun menari sampai
pagi menjelang pintu diketuk
ibu bangunkan subuh hari
mimpi-mimpi dikejutkan batuk
menguap oleh celah matahari
air diguyurkan seluruh tubuh
parfum disemprotkan seluruh tubuh
kakimu kaubawa pergi pagi
pagimu kaurangsel penuh janji
gadis-gadis serahkan puisi
sekeranjang juga penuh janji
betapa pelangi antara di mata
dan di hati sama megahnya
yuhuu.... gerakan metal tangan
tanda keakraban dan sapaan
yuhuu.... sapa sana sapa sini
nongkrong sana nongkrong sini
tahutahu matahari berganti senja
penyair senja sapa purnama
"hai bro, adakah kau dengar
dialog pintu, lampu dan pagar?"
lelaki muda itu disapa purnama
bukan lantaran bernama purnama
tetapi setianya kepada puisi
tidak pernah padam matahari
rambut boleh saja dipotong
puisi bukanlah omong kosong.
Yogyakarta, 29 Maret 2016
Karya: Abdul Wachid B. S.